Pelaksana Tugas (Plt.) Asisten Bidang I Sekretariat Daerah Provinsi Papua, Yohanes Walilolo mengungkapkan bahwa bahasa daerah dan sastra kini telah menjadi bagian penting dalam era Otonomi Khusus Papua.
"Hal ini sebagai konsekuensi logis atas pengakuan hak-hak daerah termasuk pengakuan dan penghormatan terhadap bahasa daerah dan sastra," katanya.
"Wilayah Papua memiliki bahasa, sastra, dan suku bangsa yang terbanyak jumlahnya di negara kita. Dari 718 bahasa daerah di seluruh Indonesia, terdapat 428 bahasa daerah hidup di Tanah Papua. Ini suatu kekayaan yang luar biasa," tambah Yohanes.
Revitalisasi bahasa daerah yang sudah dilaksanakan oleh Balai Bahasa Provinsi Papua merupakan sebuah media strategis untuk menggelorakan kembali penggunaan bahasa daerah di kalangan penutur muda bahasa daerah.
"Semoga FTBI ini akan melahirkan tunas-tunas bahasa ibu yang bangga menggunakan bahasa daerahnya dan mempunyai sikap positif terhadap bahasa daerahnya," kata Yohanes Walilolo.
Sebelumnya, Kepala Balai Bahasa Provinsi Papua, Sukardi Gau melaporkan bahwa Festival Tunas Bahasa Ibu Tingkat Papua Tahun 2023 diselenggarakan sebagai upaya agar kegiatan pelestarian bahasa-bahasa daerah di Papua dapat berkelanjutan.
Kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah yang dilaksanakan oleh Balai Bahasa Papua menyasar sembilan Kabupaten/Kota di lima provinsi.