Alia Swastika dari Jogja Biennale menambahkan, “Selama 10 tahun ini, kami selalu berjibaku dengan pendanaan dan upaya melakukan kegiatan dengan keterbatasan yang ada. Adanya kesempatan menerima pendanaan ini (Dana Indonesiana) menjadi hal besar untuk kami mengembangkan organisasi dan merealisasikan impian-impian kami. Dana Indonesiana bisa mengembangkan festival yang kami adakan,” ujarnya.
Oleh karenanya, Direktur Riset LPDP, Kementerian Keuangan, Wisnu Sarjono Sunarso, menyebutkan bahwa ingin terus mempermudah para penerima manfaat dari Dana Indonesiana.
“Apalagi, dana abadi ini fleksibel mengikuti kontrak atau usulan penerima. Keleluasaan diberikan kepada penerima setelah penandatanganan kontrak, 80 persen dana akan langsung diberikan sehingga tidak menunggu waktu lama,” kata Wisnu.
Baca Juga: Hari Kedua Kongres Kebudayaan Indonesia 2023, Berikut Persoalan yang Dibahas
Dengan demikian, dari hasil diskusi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai pentingnya optimalisasi Dana Indonesiana dalam mendukung komunitas dan organisasi untuk memajukan kebudayaan di Indonesia.
Untuk diketahui, KKI 2023 masih berlangsung hingga 27 Oktober 2023 di kompleks Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Kongres ini diharapkan tidak hanya sebagai forum diskusi tetapi juga sebagai wadah untuk menghasilkan keputusan dan rekomendasi konkret yang akan mempengaruhi kebijakan kebudayaan di masa mendatang.
Diskusi terkait pencegahan dan penanganan kekerasan seksual digelar pada hari ketiga KKI 2023. Ada pun diskusi ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan dan praktisi di industri seni Indonesia, yakni Ratri Ninditya, Ferry Dermawan, Pitra Hutomo, Ika Putri Dewi, dan Edwin Nazir.***