JURNAL SOREANG- Kemendikbudristek terus berupaya membangun ekosistem perbukuan nasional yang sehat dan kuat, sehingga dapat menghadirkan buku-buku yang bermutu, murah, dan merata untuk meningkatkan literasi murid.
Tidak hanya itu, buku bacaan nonteks atau buku cerita untuk pembaca awal dan pemula disusun lebih menarik sehingga membangkitkan kecintaan anak pada aktivitas membaca buku sejak dini.
"Sekarang tidak hanya 3M, tetapi 4M, yaitu bermutu, murah, dan merata, ditambah satu lagi, menarik. Jadi, buku-buku itu harus menarik minat baca, khususnya anak-anak kita," disampaikan Kepala Pusat Perbukuan (Kapusbuk) Kemendikbudristek, Supriyatno usai kegiatan dialog “Buku Bacaan Bermutu yang Menyenangkan” pada Indonesia International Book Fair (IIBF) 2023 di ICE BSD, Cisauk, Kabupaten Tangerang, baru-baru ini.
Saat ini, lanjut Kapusbuk, Kemendikbudristek telah menerbitkan sekitar 20 judul buku cerita atau buku nonteks untuk jenjang A (pembaca dini), B (pembaca awal), dan C (pembaca semenjana).
"Buku-buku ini telah kami kurasi. Di dalam penyusunannya juga telah melibatkan berbagai profesi, tidak hanya penulis, tetapi juga ilustrator, dan desainer buku. Sehingga tidak hanya teks, tetapi juga gambar-gambar yang menarik anak-anak untuk membacanya," ujarnya.
Buku-buku cerita tersebut dapat dibaca dan diunduh secara gratis melalui platform Sistem Informasi Perbukuan Indonesia (SIBI). Masyarakat dapat mengakses SIBI melalui portal buku.kemdikbud.go.id.