Mengenai batu prasasti di depan Gedung Rektorat tertulis Landasan Teori Manajemen Pendidikan teamwork, network, collaboration, innovation.
Gusmen berpesan bangunan white house biasa saja, karena ada yang keren di Bogor atau di Amerika. Justru lebih bagus menggunakan bahasa Sunda Gedong Bodas. Tidak menjadi lebih hebat saat memberikan nama-nama pada gedung hanya memakai bahasa Inggris, tapi harus ada unsur kearifan lokal yang perlu diangkat.
"Selain distingsi internasional, budaya lokal tetap dijaga. Justru ini yang menarik bagi saya, Kanjeng Nabi diutus kemuka bumi untuk menyempurnakan akhlak dengan cara tidak merubah budaya, tapi tetap menjaga kearifan lokal,” tandasnya.
Idealnya pembangunan fisik harus diimbangi dengan peningkatan sumber daya manusia, sehingga melahirkan kampus terbaik melalui empat distingsi.
Pertama, teamwork itu doa, harapan, pertolongan, sehingga semakin banyak orang terlibat dalam doa, harapan, pertolongan akan menghasilkan banyak hal kalau dilakukan bersama-sama. Kekuatan teamwork ada pada individu-individu yang ada di dalamnya, dan kekuatan individu-individu yang di dalamnya ada pada teamwork. Jadi antara individu dan kerja bersama tidak bisa dipisahkan.
"Team adalah together everyone achieves more. Kerja bersama team akan menghasilkan banyak hal kalau masing-masing menyadari kekuatan dan kekuatan ini harus dikondisikan untuk kebersamaan. Kalau semuanya berpikir tentang dirinya masing-masing maka tidak akan pernah bisa membesarkan UIN Sunan Gunung Djati. Jadi harus bersama-sama dalam membesarkan,” paparnya.
Baca Juga: Mantap! Banggakan UIN SGD, Mahasiswa FSH Sabet Juara I Lomba Debat Hukum Konstitusi Tingkat Nasional
Kedua, network itu seperti olah raga atau asupan gizi, kita tahu fungsinya, tahu manfaatnya tapi tidak pernah menjadikannya sebagai sokongan.