Di dunia pendidikan, GKR Mangkubumi mendirikan Yayasan Anak Bangsa yang berfokus pada kurikulum agar siswa dapat belajar matematika dan fisika dengan mudah. Selain itu, ia juga aktif dalam kepengurusan Yayasan Mataram Yogyakarta yang mendorong Universitas Widya Mataram menjadi kampus berbasis budaya.
Hal lain yang menjadi fokus keseharian Mangkubumi adalah upaya pelestarian budaya Jawa. Kegiatannya bukan saja membina berbagai komunitas budaya di DIY, namun juga ikut terlibat langsung dalam aktivitasnya, termasuk sebagai penari, yang tampil tidak hanya di Indonesia, namun hingga ke mancanegara.
“Saya aktif mengajak pemuda untuk turut terlibat dalam aktivitas budaya dan menjaga kelestariannya, sehingga nilai luhur dan warisan nenek moyang ini tidak hilang digerus zaman,” katanya.
Baca Juga: Seperti Sultan! 3 Weton ini Selalu Bergelimang Harta dan Tahta Menurut Primbon Jawa
Dengan penghargaan doktor kehormatan ini, maka ia merasa mempunyai tanggung jawab untuk menjaga nama baiknya. Karena itu, “Dalam menjalankan kegiatan saya akan selalu mengikuti ajaran leluhur yang menjadi filosofi dasar Sri Sultan Hamengku Buwono I, yaitu Hamemayu Hayuning Bawana,” kata Mangkubumi.
Hamemayu hayuning bawana adalah mengajarkan agar semua orang membuat dunia menjadi indah atau hayu yang dijabarkan dalam perilaku yang positif. “Ini berarti kesejahteraan dunia itu tergantung pada kearifan manusia,” katanya.