Bandoengmooi Bersama ISBI Bandung Melakukan Pewarisan Seni Longser di Tengah Masifnya Budaya Digital

- 11 Maret 2023, 07:30 WIB
Komunitas budaya Bandoengmooi Kota Cimahi gelar pertunjukan seni Longser, teater tradisional Jawa Barat berjudul Nyai Mastiti karya/sutradara Hermana HMT dan penata musik Selamet Oki Pratomo.
Komunitas budaya Bandoengmooi Kota Cimahi gelar pertunjukan seni Longser, teater tradisional Jawa Barat berjudul Nyai Mastiti karya/sutradara Hermana HMT dan penata musik Selamet Oki Pratomo. /Istimewa /

Tidak sedikit laki-laki pribumi dan Belanda menyukainya, tapi dari sekian banyak laki-laki hanya satu perjaka pribumi yang mampu menaklukan hatinya.

Jajang seorang pemuda desa, sosok yang berani menyampaikan rasa cintanya dan mudah mendapat balasan cinta dari Mastiti. Hafid dan Dio mencoba menyingkirkan Jajang agar tidak mendekati Mastiti tapi tidak berhasil.

Hubungan Jajang dan Mastiti kandas ditengah jalan karena Mastiti dipersunting pengusaha kopi Meneer Roby berkebangsaan Belanda. Sebagai mandor perkebunan kopi yan segala kebutuhan hidup keluarganya ditanggung perusahaan Meneer Roby, Abah orang tua Mastiti dengan mudah menyerahkan anak gadisnya menjadi Nyai sang Meneer.

 Berbicara soal seni Longser menurut Hermana yang juga alumni ISBI Bandung terbilang memprihatinkan. Longser yang mulai tumbuh sekitar awal tahun 1900-an dan mengalami kejayaan sekitar tahun 1970-1980-an, di era digitalisasi dan budaya asing yang masif mempengaruhi kehidupan masyarakat kita membuat Longser hidup enggan mati tidak mau.

“Keberadaan Longser saat ini masih diakui, tapi seperti tidak ada. Disebut ada karena dicatat dalam sejarah perkembangan kebudayaan Jawa Barat dan Indonesia, ada komunitas dan pelaku budaya yang menghidupkannya. Seperti tidak ada karena sangat jarang dalam satu minggu bahkan sebulan sekali ada pertunjukan seni Longser di gedung kesenian atau di masyarakat. Jangankan bentuknya, istilah Longser sudah terbilang asing, tidak tersimpan di memori kaum milenial Tatar Sunda saat ini,” keluhnya.

Meski dalam kondisi seperti itu upaya pelestarian dan pewarisan terus dilakukan, bahkan ada kelompok teater yang melaksanakan festival Longser dan menjadi pesertanya para remaja pelajar SMP dan SMA/SMK.

Baca Juga: ISBI Bandung Diapresiasi Wakil Rakyat Usai Melihat Langsung Penyelenggaraan UTBK-SBMPTN 2022

“Terbilang kurang dukungan dari pemerintah daerah, komunitas teater Toneel Bandung tiap dua tahun menyelenggarakan Festival Longser Remaja. Jika terlaksana, tahun 2023 ini merupakan penyelenggaraan yang kali ke 9. Artinya Festival ini sudah berlangsung selama 18 tahun,” tegasnya.

Lanjut Hermana, pasca festival hiruk pikuk seni Longser dikalangan pelajar mengendur lagi, bahkan ada yang langsung berhenti tidak bermain longser lagi karena para pelakunya hanya menjadi partisipan musiman.

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x