Pemerintah Ingin Ciptakan Bibit Unggul Masa Depan melalui Kolaboratif di Kampus Mengajar, Ini Penjelasannya

- 24 Februari 2023, 22:50 WIB
pelepasan mahasiswa program Kampus Mengajar angkatan kelima di Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Barat (Jabar).
pelepasan mahasiswa program Kampus Mengajar angkatan kelima di Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Barat (Jabar). /Kemendikbud ristek /

JURNAL SOREANG—Pendidikan adalah solusi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Hal ini ditegaskan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar, dan Menengah (Dirjen Paudasmen), Iwan Syahril di hadapan perwakilan pimpinan dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi dan pimpinan unit pelaksana teknis di wilayah Jabar, serta dosen pembimbing, mahasiswa, dan orang tua yang hadir pada pelepasan mahasiswa program Kampus Mengajar angkatan kelima di Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Barat (Jabar).

“Investasi SDM itu penting, jika pemimpin daerah menyadari pentingnya investasi pendidikan maka SDM unggul semakin mudah tercipta. Tentunya ini membutuhkan gotong royong semua pihak untuk menjadikan Indonesia semakin maju di masa mendatang,” ujarnya di Bandung, baru-baru ini.

Prinsip gotong royong ini pula yang didorong oleh Dirjen Iwan agar seluruh pemangku kepentingan bersama-sama membangun SDM unggul melalui kebijakan Kampus Mengajar. Menurutnya, kompetensi SDM akan semakin matang jika diasah melalui kerja nyata di lapangan.

 “Pengalaman adalah pembelajaran terbaik. Experience learning adalah model dan modal pembelajaran yang memperkaya kompetensi individu. Dengan Kampus Merdeka mahasiswa dapat merasakan proses pembelajaran di luar text book,” tutur Iwan seraya mengimbau agar semua pihak dapat mendukung terlaksananya program Kampus Mengajar supaya dapat berjalan dengan baik.

Dirjen Iwan menerangkan, hasil Asesmen Nasional Kemendikbudristek 2021 menunjukkan bahwa satu dari dua peserta didik di Indonesia belum mencapai kompetensi minimum literasi.

Sementara dua dari tiga peserta didik tersebut belum mencapai kompetensi minimum untuk numerasi. Dengan kata lain, meski sebagian anak Indonesia bersekolah tetapi masih banyak di antara mereka yang belum memiliki kesempatan untuk mengembangkan kompetensi dasar yang diperlukan di masa depan.

Baca Juga: Kampus Mengajar Beri Pengalaman Berharga bagi Mahasiswa Nonkependidikan, Ini Pengakuannya

"Penugasan mahasiswa Kampus Mengajar akan dapat menjadi rantai penghubung dalam pengembangan keilmuan di kampus, sekolah, dan masyarakat," ujarnya.

Kepada mahasiswa, Dirjen Iwan berpesan untuk dapat beradaptasi dan berkolaborasi, merefleksikan sistem pembelajaran yang efektif sesuai karakter dan kebutuhan satuan pendidikan.

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbud Ristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x