Temu G20, Nadiem Dorong Hidup Berkelanjutan Melalui 'Global Arts and Culture Recovery Fund', Ini Maksudnya

- 29 Juli 2022, 05:48 WIB
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim. /Kemendikbud ristek

JURNAL SOREANG- Pada pertemuan kedua Pejabat Tinggi G20 bidang Kebudayaan (second Senior Officials Meeting / SOM G20 Culture) yang dilaksanakan baru-baru ini secara hibrida, Mendikbudristek,  Nadiem Anwar Makarim, menyampaikan apresiasinya terhadap keikutsertaan para delegasi dalam memulihkan sektor kebudayaan.

Apresiasi juga diutarakan atas dukungan para delegasi dalam menyusun draf deklarasi tingkat menteri bidang kebudayaan dan masukan terhadap inisiatif Indonesia, yakni Dana Global untuk Pemulihan Seni dan Budaya atau Global Arts and Culture Recovery Fund.

Global Arts and Culture Recovery Fund merupakan inisiatif Presidensi Indonesia dalam G20 yang ditujukan sebagai bentuk bantuan bagi pelaku budaya yang terdampak pandemi, serta untuk memperluas penerapan gaya hidup yang berkelanjutan.

Baca Juga: Seperti Indonesia, untuk Pemulihan Pendidikan Negara-Negara G20 Juga Tak Lakukan Hal Ini

Menteri Nadiem Makarim juga menjelaskan peran Global Arts and Culture Recovery Fund nantinya juga untuk membantu akselerasi pemberdayaan dan perkembangan ekonomi berbasis seni dan budaya.

“Saya sangat percaya bahwa Global Arts and Culture Recovery Fund dapat membantu membangun perekonomian pasca pandemi serta mempromosikan pembangunan yang berkelanjutan di masa depan,” tuturnya.

“Budaya yang sejatinya merupakan tradisi hidup berkelanjutan tentu dapat melengkapi pendekatan ekonomi yang sudah ada jika kita ingin mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi saat ini dan di masa depan,” tambah Menteri Nadiem Makarim.

Baca Juga: Perwakilan 20 Kedutaan Besar Negara Anggota G20 Kunjungi Museum Nasional, Ini Kesannya

SOM G20 bidang Kebudayaan mengusung lima agenda prioritas, yakni peran budaya dalam mendukung kehidupan yang berkelanjutan; dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial dari kebijakan berbasis budaya; dan  pengelolaan bersama atas sumber daya budaya _(cultural commoning)_ yang mempromosikan gaya hidup berkelanjutan di tingkat lokal.

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbud Ristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x