Pemerintah Resmi Luncurkan Kurikulum Merdeka, Ini Kelebihannya dalam Pembelajaran

- 21 Februari 2022, 07:08 WIB
Kemendikbudristek resmi meluncurkan Kurikulum Merdeka sebagai upaya mengatasi krisis pembelajaran (learning loss). Kurikulum Merdeka yang sebelumnya dikenal dengan Kurikulum Prototipe atau Kurikulum dengan Paradigma Baru tersebut ditawarkan sebagai salah satu opsi pemulihan pembelajaran akibat pandemi.
Kemendikbudristek resmi meluncurkan Kurikulum Merdeka sebagai upaya mengatasi krisis pembelajaran (learning loss). Kurikulum Merdeka yang sebelumnya dikenal dengan Kurikulum Prototipe atau Kurikulum dengan Paradigma Baru tersebut ditawarkan sebagai salah satu opsi pemulihan pembelajaran akibat pandemi. /Kemendikbud ristek/

JURNAL SOREANG- Kemendikbudristek resmi meluncurkan Kurikulum Merdeka sebagai upaya mengatasi krisis pembelajaran (learning loss). Kurikulum Merdeka yang sebelumnya dikenal dengan Kurikulum Prototipe atau Kurikulum dengan Paradigma Baru tersebut ditawarkan sebagai salah satu opsi pemulihan pembelajaran akibat pandemi.

“Dengan Kurikulum Merdeka guru dapat memilih format, cara, materi esensial, dan pengalaman apa yang ingin diajarkan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai,” disampaikan Zulfikri Anas, Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek dalam Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB), secara daring, Kamis 17 Februari 2022.

Selain itu, ditambahkan Zulfikri, bagi siswa, Kurikulum Merdeka dapat mengeksplorasi potensi unik setiap individu yang selama ini terkungkung dengan materi. “Siswa bisa mengeksplor seluruh potensi dirinya melalui pengalaman berbagai cara, misalnya bagaimana merespon lingkungan di sekitarnya,” katanya.

Baca Juga: Platform Merdeka Mengajar Dukung Guru Terapkan Kurikulum Merdeka

Stefani Anggia Putri, Guru SD Negeri 005 Sekupang, Batam, Kepulauan Riau yang telah menerapkan Kurikulum Merdeka di sekolahnya sejak tahun lalu mengungkapkan bahwa pembelajaran di sekolah menjadi menyenangkan.

“Dengan penerapan Kurikulum Merdeka, pembelajaran dilakukan melalui paradigma baru dan berdiferensiasi sehingga menjadi menyenangkan, berpusat pada siswa, dan sesuai kebutuhan serta tahap kembang siswa,” ungkapnya.

Lebih lanjut disampaikan Anggi, Kurikulum Merdeka diharapkan mampu mewujudkan profil pelajar Pancasila. Menurutnya, penerapan Kurikulum Merdeka sudah dilakukan di sekolahnya mulai Tahun Ajaran 2021/2022.

Baca Juga: Kurikulum Prototipe Mulai Diperkenalkan ke Sekolah di Kabupaten Bandung, Ini Kelebihan Kurikulumnya

“Kurikulum Merdeka ini mulai kami terapkan pada kelas 1 dan 4 saja sebagai pelaksana sekolah penggerak angkatan 1 Kota Batam, sedangkan kelas 2, 3, 5, dan 6 masih menggunakan kurikulum 2013,” ungkapnya.

Pada awal semester, guru kelas 1 dan 4 melakukan asesmen diagnosis awal bagi siswa. Selanjutnya, pembelajaran dilakukan dengan proyek melalui dua tema setiap tahunnya. “Semester satu kemarin kami mengambil tema gaya hidup berkelanjutan, dengan judul Sampah Kujadikan Teman,” kata Anggi.

Melalui tema tersebut, penerapan Kurikulum Merdeka dilakukan dengan mengajarkan pemanfaatan sampah, pemilahan sampah sesuai jenisnya, hingga mendaur ulang sampah yang bermanfaat.

Selain itu, penerapan Kurikulum Merdeka di SD Negeri 005 Sekupang, Batam, juga dilakukan dengan mengenalkan budaya kearifan lokal untuk menanamkan nilai gotong royong, kolaborasi, dan berpikir kritis pada siswa.

Baca Juga: Mas Menteri: Guru Jangan Didikte Kurikulum, Selama Ini Terbalik

“Tema kearifan lokal ini kami lakukan pada semester dua dengan mengajarkan permainan tradisional seperti lompat karet dan congklak,” kata Anggi.

Joko Prasetyo, guru SMP Negeri 2 Temanggung, Jawa Tengah mengungkapkan perbedaan penerapan Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum 2013. Jika dalam kurikulum 2013 lebih fokus pada kognitif yaitu capaian nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang menjadi angka kualitatif sehingga membelenggu guru, tetapi di Kurikulum Merdeka para guru diarahkan kepada pembentukan karakter yang lebih riil.

“Luar biasa, kami lebih mengarahkan siswa agar mempunyai enam dimensi dalam profil pelajar Pancasila yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif,” ujarnya.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbud Ristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah