Hal tersebut dikatakan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Jumeri.
“Berdasarkan survei lintas jenjang yang dilakukan Kementerian, per September 2021, 61% satuan PAUD masih melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), dan baru 39% satuan PAUD yang sudah dapat melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT),” ungkap Dirjen Jumeri.
Oleh karenanya, beliau mengatakan seluruh anggota ekosistem PAUD perlu turut mengawal transisi moda bermain-belajar yang sebelumnya sepenuhnya dalam bentuk (PJJ) melalui Belajar Dari Rumah (BDR), berangsur-angsur menjadi PTMT, agar dapat berjalan dengan lancar. “Kita semua perlu terus menjaga kesinambungan dari kedua pendekatan ini, baik di sekolah maupun di rumah,” lanjutnya.
Baca Juga: PPN Akan Menyasar Tak Hanya Sembako, Tetapi juga Paud, Sekolah Swasta juga Bimbel
Direktur PAUD, Muhammad Hasbi menambahkan, beberapa intervensi yang dilakukan oleh Kemendikbudristek di masa pandemi adalah relaksasi BOP sehingga satuan PAUD dengan peserta didik di bawah 9 akan tetap menerima BOP untuk sejumlah 9 anak.
Kebijakan ini memberikan daya dukung bagi satuan PAUD untuk tetap beroperasi, dan berinovasi agar peserta didik tetap mendapatkan layanan.
“Kami juga memberikan bantuan perlengkapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ke 4.432 satuan PAUD, untuk mendukung kesiapan fasilitas cuci tangan, air bersih dan sabun, dalam rangka mendukung pembelajaran tatap muka di masa Adaptasi Kebiasaan Baru,” jelas M. Hasbi. Berbagai intervensi ini berhasil mempertahankan Angka Partisipasi Kasar untuk PAUD (41,08 di 2019-2020 menjadi 40,17 di 2020-2021) dan jumlah satuan PAUD agar tetap beroperasi (205.472 di 2019-2020 menjadi 204.230 di 2020-2021).***