Ujaran Kebencian Juga Jadi Masalah Global, Ini yang Dilakukan Mendikbudristek Nadiem Makarim

- 1 November 2021, 05:55 WIB
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Nakarim menilai pandemi yang tak disangka-sangka, telah mengajarkan seluruh dunia betapa penting dan mendesaknya kolaborasi antarnegara dalam mengatasi ujaran-ujaran kebencian dan kekerasan.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Nakarim menilai pandemi yang tak disangka-sangka, telah mengajarkan seluruh dunia betapa penting dan mendesaknya kolaborasi antarnegara dalam mengatasi ujaran-ujaran kebencian dan kekerasan. /Youtube Kemdikbud

JURNAL SOREANG- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Nakarim menilai pandemi yang tak disangka-sangka, telah mengajarkan seluruh dunia betapa penting dan mendesaknya kolaborasi antarnegara dalam mengatasi ujaran-ujaran kebencian dan kekerasan.

Terlebih dalam masa pembatasan sosial dan larangan bepergian, yang telah mengakibatkan media sosial menjadi tempat yang makin penting untuk berinteraksi.

“Secara global, kita sudah melihat makin maraknya ujaran-ujaran kebencian. Ditambah tekanan akibat Covid-19, rasisme, dan kekerasan. Kita harus beraksi bersama untuk mengatasi tantangan-tantangan ini,” tutur Mendikbudristek di Global Education Ministers Conference on Addressing Hate Speech through Education, yang digelar Kantor United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dan Office of the United Nations Special Adviser on the Prevention of Genocide, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara virtual, baru-baru ini.

Baca Juga: Menag Yaqut Sebut Ujaran Kebencian dan Penistaan Agama Adalah Tindak Pidana

“Pendidikan, terutama literasi, merupakan strategi yang kuat menghadapi tantangan-tantangan ini,” ujar Menteri Nadiem yang menekankan pentingnya melatih keterampilan berpikir kritis dan penggunaan wadah digital yang etis, terutama di antara anak-anak muda.

Keahlian berpikir kritis membantu anak-anak memahami dan menganalisis makna esensial suatu informasi. Ini akan mencegah mereka dari percaya berita bohong dan misinformasi.

"Mereka akan berlatih menggunakan nalar kritis untuk menimbang dan memilah validitas informasi. Ini harus terus jadi prioritas utama kita. Maka, kita harus membangun sistem pendidikan yang mendukung upaya kita mengalahkan ujaran kebencian,” tegas Mendikbudristek.

Baca Juga: Pelaku Penyebar Ujaran Kebencian di Medsos Berhasil Diringkus, Polda Banten Ungkap Tersangka Punya 12 Akun Bed

Sejak 2015, Kemendikbudristek terus mengupayakan pengembangan literasi siswa lewat Gerakan Literasi Nasional. "Gerakan ini bertujuan menciptakan lingkungan pendidikan yang kuat, baik di sekolah, keluarga, dan kehidupan bermasyarakat,” tutur dia.

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbud Ristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah