Pertemuan ini dihadiri oleh 70 peserta luring, 7.245 peserta virtual melalui media zoom. Mereka adalah para duta besar negara Amerika Latin dan Karibia di Jakarta serta Dubes RI di negara akreditasi masing-masing.
Mendikbudristek menyampaikan bahwa pandemi global telah mengubah cara belajar mengajar yang selama ini sudah dilakukan.
“Pada awal pandemi, sekolah ditutup untuk menghentikan penyebaran Covid-19, hal ini menandai pergeseran dan proses adaptasi ke arah pembelajaran jarak jauh namun dalam situasi yang sangat sulit,” ucapnya.
Mendikbudristek menambahkan, pembelajaran daring secara penuh adalah hal baru bagi seluruh guru di dunia, khususnya bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil. Ia menggambarkan betapa sulitnya proses transisi perubahan ke arah pembelajaran jarak jauh tersebut.
“Saya berharap inisiatif-inisiatif Kemendikbudristek akan membantu peningkatan kualitas pendidikan di daerah-daerah yang sulit dijangkau serta memungkinkan masyarakat di daerah tersebut untuk dapat berkontribusi lebih terhadap perekonomian bangsa dan memenuhi apa yang menjadi potensi atau keunggulan mereka,” terangnya.
Mendikbudristek menyebutkan beberapa aplikasi yang telah dikembangkan oleh Kemendikbudristek, salah satunya adalah SIPLah (Sistem Informasi Pengadaan SekoLah) yang berfungsi sebagai ‘marketplace’ di mana sekolah dapat membeli perangkat kebutuhan sekolah menggunakan sumber dana bantuan operasional dari pemerintah, melalui aplikasi e-commerce yang fleksibel dan aman.
Sedangkan melalui laman ‘Rumah Belajar’, Kemendikbudristek menyediakan materi pembelajaran bagi guru dan siswa prasekolah sampai SMA, yang sampai saat ini telah memiliki lebih dari 800.000 subscribers. “Semua inisiatif ini akan membantu Indonesia dalam mengawali proses pemulihan dari masa pandemi dan bergerak maju menuju masa depan,” ucapnya optimistis.***