Kelimabelas, melakukan pendekatan yang lebih terkoordinasi kepada para pemangku kepentingan nasional.
Lebih lanjut, Indonesia meminta UNESCO untuk memprioritaskan pemulihan pendidikan global, yang sangat terdampak akibat pandemi Covid-19.
“Pendidikan yang berkulitas dan inklusif, disertai kebijakan pendidikan yang bersifat responsif dan fleksibel terhadap kebutuhan pelajar dan tenaga pendidik, merupakan kunci solusi,” ujar Dubes Nasir.
Pada kesempatan tersebut, ia turut menyampaikan perkembangan dunia pendidikan di tanah air, yaitu kebijakan Pemerintah Indonesia dalam menjalankan program Guru Belajar dan Guru Berbagi, Sekolah Penggerak, dan Guru Penggerak.
“Ketiga program ini, utamanya untuk meningkatkan kapasitas guru, yang sangat vital perannya dalam pemulihan dan transformasi pendidikan selama pandemi,” ungkap Nasir.
Indonesia juga mengapresiasi kepemimpinan UNESCO dalam mereformasi mekanisme kerja sama pendidikan global, dan meminta UNESCO untuk menaruh perhatian pada urgensi kesenjangan teknologi intra dan antarnegara.
Hal ini antara lain dapat dijembatani melalui peningkatan kapasitas literasi digital, dan peningkatan kolaborasi sektor sains, serta teknologi, dan inovasi.
Selain itu, penyusunan standard-setting untuk Etika _Artificial Intelligence_ dan _Open Science_ yang diinisiasi UNESCO, diharapkan dapat sejalan dengan proses multilateral lainnya.
Baca Juga: Kita Patut Bangga, UNESCO Akui 4 Makanan Khas Indonesia Ini sebagai Warisan Budaya Dunia