Indeks produktivitas Indonesia Masih Rendah 0,8 persen. Ini Langkah Kemendikbudristek

- 21 September 2021, 04:01 WIB
Tangkapan layar gebyar vokasi
Tangkapan layar gebyar vokasi /Kemendikbud/

JURNAL SOREANG- Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) berkomitmen untuk terus mendorong satuan pendidikan vokasi meningkatkan kolaborasi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) guna memperkuat produktivitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia.

Sebagai salah satu pemantik, Ditjen Diksi menyelenggarakan Gebyar Vokasi, pada Kamis lalu, 16 September 2021 Turut hadir dalam kesempatan ini, perwakilan Kamar Dagang dan Industri Indonesia, PT Kawan Lama, dan para pemangku kepentingan lain dari DUDI.

“Indeks produktivitas di Indonesia berada pada angka yang rendah, yaitu 0,8 persen. Selama ini, kita terlena dan fokus pada hard skills untuk vokasi, seharusnya kita fokus pada menumbuhkan passion, dan karakter kreatif anak-anak,” ungkap Dirjen Diksi Wikan Sakarinto.

Baca Juga: Wujudkan Sekolah Digital, Mendikbudristek Resmikan Fasilitas Baru Tiga SMK Kerja sama dengan Industri

Oleh karena itu, kata dia, Gebyar Vokasi digelar bertujuan untuk memperkuat kerja sama antara satuan pendidikan vokasi dengan DUDI, sehingga tercipta link and match 8+i yang akan berdampak pada produktivitas SDM di Indonesia.

Link and Match 8+i mencakup beberapa hal, yakni pertama, kurikulum disusun bersama sejalan dengan penguatan aspek softskills, hardskills dan karakter kebekerjaan sesuai kebutuhan dunia kerja.

Kedua, pembelajaran diupayakan berbasis proyek riil dari dunia kerja untuk memastikan hardskills, softskills dan karakter yang kuat.

Ketiga, peningkatan jumlah dan peran guru/instruktur dari industri maupun pakar dari dunia kerja. Keempat, praktik kerja lapangan/industri minimal satu semester.

Baca Juga: Sapa Siswa SMK, Mendikbudristek: SDM Unggul adalah Profil Pelajar Pancasila

Kelima, bagi lulusan dan bagi guru/instruktur sertifikasi kompetensi harus sesuai dengan standar dan kebutuhan dunia kerja.

Keenam, bagi guru/instruktur perlu ditekankan untuk memperbarui teknologi melalui pelatihan secara rutin.

Ketujuh, diadakan riset terapan yang mendukung teaching factory berdasarkan kasus atau kebutuhan. Kedelapan, komitmen serapan lulusan oleh dunia kerja.

Sedangkan huruf “i” adalah berbagai kemungkinan kerja sama yang dapat dilakukan dengan dunia kerja, di antaranya beasiswa dan/atau ikatan dinas, donasi dalam bentuk peralatan laboratorium dan lainnya.

Baca Juga: Kemendikbudristek Luncurkan Program Peningkatan Kapabilitas Manajerial Berbasis Industri bagi Kepala SMK

Lebih lanjut, Dirjen Wikan menjelaskan bahwa Gebyar Vokasi dapat menjadi sebuah potensi untuk menciptakan integritas pendidikan vokasi dan DUDI. Untuk mencapai link and match dan peningkatan produktivitas SDM, ia menekankan perlu adanya perubahan yang dilakukan, terutama pada para guru-guru serta kepala sekolah.

“Kami harus membuka cara berpikir guru-guru, kami pun harus mengubah mereka untuk bisa mengajar dengan pola-pola baru dan bukan dengan pola lama yang sudah tidak cocok. Satu-satunya cara adalah dengan melatih mereka. Kami tahu, kalau tidak diubah maka kami khawatir ketika melakukan link and match dengan industri, malah tidak sesuai,” terangnya.

Perlu diketahui, tahun ini, Ditjen Diksi didukung tujuh unit pelaksana teknis (UPT)/Balai Besar Vokasi menyelenggarakan pelatihan dan pemagangan industri bagi ribuan guru dan kepala SMK.

Baca Juga: Kemendikbudristek Luncurkan Program Peningkatan Kapabilitas Manajerial Berbasis Industri bagi Kepala SMK

Pertama adalah upskilling dan reskilling kepada 2.000 guru SMK yang bekerja sama dengan Dyandra, L’Oreal, Huawei, United Tractor, dan lain-lain. Kedua, bekerja sama dengan Balai Besar, membuka magang di industri bagi 2.270 guru SMK. Kerja sama ini melibatkan 265 industri, di antaranya adalah Oracle, Cisco, PT PAI, PT Kampuh, Toyota, Nusa Edu, Astra Internasional, PT Pindad, PT INKA, Samsung, Marta Tilaar, dan lain-lain.

Ketiga, peningkatan kompetensi bagi 26.000 guru SMK yang melibatkan Balai Besar dan ratusan industri. Keempat, pelatihan ‘Kepala Chief Executive Officer (CEO) dan Enterpreneurship’ kepada 885 kepala SMK dan pelatihan kepemimpinan dan cara berpikir bersama Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) bagi 901 kepala SMK.

“Itu semua merupakan wujud nyata komitmen Kemendikbudristek dalam meningkatkan produktivitas SDM untuk mencitpakan SDM Unggul,” imbuh Wikan.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x