Sebetulnya riset itu mengajarkan setiap individu memiliki ide kreatif dan inovatif. "Karena nantinya akan menghasilkan sesuatu yang baru, memecahkan suatu permasalahan dan manfaatnya bisa dirasakan oleh lingkungannya, masyarakat luas di Jawa Barat bahkan Indonesia,” kata Prof Haizam.
Hal yang paling penting lagi adalah kredibilitas. Begitu mereka membuat suatu inovasi atau riset, menunjukkan mereka memiliki kredibilitas untuk menciptakan hal yang baru. "Baik itu dalam bentuk produk maupun layanan yang unggul dan tidak terpikir oleh orang lain,” imbuhnya.
Lebih lanjut menurut Haizam, Kampus UTama bukan sekedar menjadi tempat menambah ilmu, namun juga untuk mengembangkan ilmu, baik bagi mahasiswa maupun dosennya.
"Khusus bagi mahasiswa, dipenghujung studi bisa membuat produk atau layanan yang akhirnya bisa dikomersilkan. Sehingga kampus UTama juga bisa melahirkan seorang entrepreneur yang percaya diri dan mandiri," katanya.
Agar programnya berjalan lancar, ia pun telah membentuk lebih dari 44 kluster (di bidang bisnis manajemen, teknik, bahasa dan lainnya).
"Setiap kluster dipimpin oleh satu orang ketua. Biasanya anggotanya terdiri dari tujuh orang dosen," katanya.
Namun kini juga mewujudkan kluster riset yang terdiri dari dosen dan mahasiswa UTama. Sengaja dipadukan untuk berkolaborasi.
Baca Juga: Mantul, Rekor Basket Dunia Dipecahkan Oleh Universitas Widyatama
Alasannya untuk menghasilkan produk baru yang sifatnya belum digunakan oleh publik (kekinian). Biasanya hasil riset dibuat artikel dan dipublikasikan di jurnal internasional, terindeks scopus.