10 SMK Masuk Program Tailor Training Plus, Program Kerja Sama Indonesia-Belanda, Ini Daftarnya

- 21 Juni 2021, 05:25 WIB
Peluncuran program Tailor Made Training Plus, Program Kerja Sama Pendidikan Vokasi Indonesia-Belanda secara virtual
Peluncuran program Tailor Made Training Plus, Program Kerja Sama Pendidikan Vokasi Indonesia-Belanda secara virtual /Kemendikbud/

JURNAL SOREANG- Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi meluncurkan program baru, yaitu Orange Knowledge Program (OKP): Tailor Made Training Plus (TMT+).

Program tersebut merupakan salah satu implementasi kerja sama Indonesia dengan Kerajaan Belanda dalam pengembangan pendidikan vokasi melalui SMK Pusat Keunggulan, khususnya bidang pertanian.

Orange Knowledge Program (OKP) melalui kegiatan Tailor Made Training Plus (TMT+) secara khusus didedikasikan untuk mendukung SMK Pusat Keunggulan (SMK PK).

Baca Juga: SEAMEO BIOTROP Kenalkan Biologi Molekular kepada Guru SMA dan SMK di Seluruh Indonesia

Pemerintah Belanda melalui Nuffic Neso Indonesia berkomitmen untuk mendukung pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia. Dukungan tersebut diberikan untuk bidang pertanian pada SMK PK dengan kompetensi keahlian agribisnis tanaman pangan dan hortikultura serta agribisnis ternak unggas.

Program TMT+ didanai oleh Pemerintah Belanda melalui Nuffic Neso Indonesia dengan menunjuk konsorsium yang terdiri atas Institut Pertanian Bogor, Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Bidang Pertanian Cianjur, Wageningen University, Zone College, Van Hall Larenstein, dan HollandDoor.

Selanjutnya, Kemendikbudristek melalui Ditjen Pendidikan Vokasi telah menetapkan 10 SMK PK sebagai penerima manfaat dari Program TMT+. SMK-SMK terpilih itu merupakan hasil identifikasi yang dilakukan secara bersama-sama oleh Kemendikbudristek, Kementerian Pertanian, dan para pemangku kepentingan lain.

Baca Juga: Info Loker Bandung Terbaru Senin 14 Juni 2021 untuk Lulusan SMA-SMK Sederajat

Kesepuluh SMK tersebut yaitu SMKN 1 Karangtengah, SMKN 1 Wanareja, SMKN 1 Singgahan, SMKN 3 Kuala Kapuas, SMKN 3 Penajam Paser Utara, SMKN PP Kalasey, SMK PP Negeri Padang, SMK Swasta SPP SNAKMA Muhammadiyah Tanjung Anom, SMKN 1 Gelumbang, dan SMKN 1 Pagaran.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto, mengungkapkan bahwa Orange Knowledge Program: Tailor Made Training Plus (OKP TMT+) merupakan bentuk konkret kerja sama pemerintah Indonesia dengan Kerajaan Belanda dalam mendukung pendidikan vokasi di Indonesia.

Khususnya program SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) bidang pertanian, karena Belanda adalah negara terbesar kedua di dunia dalam hal ekspor pertanian.

Baca Juga: Ketika Lagu Pelajar Pancasila Jadi Orkestra Kolaborasi Pejabat dan Siswa SMK

“Kita berharap dapat belajar banyak dari para ahli pertanian Belanda sehingga SMK pertanian akan memberikan inovasi dan lebih cepat memberikan perubahan, bahkan lebih cepat dari perubahan yang terjadi saat ini,” ungkap Wikan saat peluncuran program secara virtual, baru-baru ini.

Wikan menambahkan, SMK PK akan menjadi pusat (hub) bagi SMK lain dalam hal pengembangan kompetensi SDM.  Hal itu karena yang terpenting dan utama adalah pola pikir (mindset), keterampilan nonteknis, jiwa kepemimpinan (leadership), dan karakter lulusan yang kuat serta infrastruktur yang ada di dalamnya.

“Saya berharap program ini dapat diimplementasikan dengan baik dan memberikan hasil yang nyata dan akan menjadi lebih kuat. Program ini juga akan menciptakan petani, pengusaha (entrepreneur) di bidang pertanian, dan ahli-ahli di bidang pertanian sehingga akan menciptakan Indonesia menjadi salah satu pemimpin di bidang pertanian,” ujar Wikan.

Baca Juga: Buronan Kelas Kakap Pembalakan Liar Hutan, Adelin Lis, segera Huni Kamar Prodeo usai Ditangkap di Singapura

Lebih lanjut, Wikan mengatakan bahwa adanya program TMT+ akan membuka peluang-peluang baru bagi SMK sasaran untuk dapat memperkuat kelembagaan sekolahnya melalui kerja sama dengan dunia kerja di dalam negeri, bahkan hingga skala internasional.

Sementara itu Jan Verhagen dari Wageningen University selaku Ketua Konsorsium Pelaksana TMT+ , mengatakan  pertanian merupakan sektor yang sangat penting untuk dikembangkan karena berdampak pada tingkat kesejahteraan penduduk di suatu negara.

“Melalui program TMT+, diharapkan tercipta kolaborasi jangka panjang antara SMK dengan dunia kerja yang mampu membuka lebih banyak kesempatan kerja bagi generasi muda ataupun meningkatkan peluang kewirausahaan di bidang pertanian,” ungkapnya.

Baca Juga: Dari Istigasah IRMA Jabar Tolak Bala Covid-19: Allah Tak Bebani Ujian di Luar Kemampuan

Menurut Verhagen, program TMT+ memiliki dua fokus utama. Pertama, penguatan kompetensi SDM melalui serangkaian pelatihan. Kedua, pengembangan kemitraan dengan dunia kerja yang melibatkan manajemen SMK.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Kemitraan dan Penyelarasan DUDI, Ditjen Pendidikan Vokasi, Ahmad Saufi mengatakan, program TMT+ ini merupakan salah satu bentuk implementasi kerja sama pemerintah Indonesia dengan pemerintah Kerajaan Belanda melalui nota kesepahaman (MoU) tentang pengembangan pendidikan vokasi di bidang pertanian pada tahun 2016.

“TMT+ ini merupakan bagian dari Orange Knowledge Program di mana pemerintah Belanda memberikan dukungan dalam implementasi kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia. Program TMT+ tersebut juga secara khusus didedikasikan untuk mendukung program SMK Pusat Keunggulan. Untuk itu, kami telah mengidentifikasi 10 SMK Pusat Keunggulan bidang pertanian dengan kompetensi Agribisnis,” tutur Ahmad.

Baca Juga: Cara Meraih Skor Tinggi dalam Tes SKD CPNS 2021, Simak Baik-baik

Direktur Nuffic Neso Indonesia, Peter van Tuijl, menyampaikan Program OKP TMT+ merupakan salah satu bentuk komitmen Pemerintah Belanda dalam mendukung program pendidikan Pemerintah Indonesia.

“Program ini merupakan salah satu bentuk komitmen yang berkelanjutan dari Pemerintah Kerajaan Belanda atas pembangunan pendidikan yang sedang dilaksanakan di Indonesia. Kami pastikan bahwa dukungan dari Pemerintah Kerajaan Belanda akan selalu in-line dengan kebijakan yang telah ditetapkan Pemerintah Indonesia, khususnya dalam revitalisasi sekolah menengah kejuruan,” ujar pria yang juga fasih berbahasa Indonesia ini.

Sementara itu Wakil Rektor Bidang Internasionalisasi, Kerja Sama, dan Hubungan Alumni IPB, Dodik Ridho Nurrochmat, menuturkan  pengalaman IPB dalam menjalin kemitraan strategis dengan industri pertanian dan bidang terkait dalam proses pendidikan, dapat menjadi lesson learned bagi para kepala SMK Pertanian.

Baca Juga: Mengaku Pernah Cium Ayu Ting Ting, Ivan Gunawan: Emang Cerita ke Orang

“Program TMT+ difokuskan pada peningkatan kapasitas kepala sekolah dalam membangun kemitraan strategis dengan dunia usaha dan dunia industri serta peningkatan kapasitas guru di bidang-bidang dasar. Oleh karena itu, pengalaman IPB dalam membangun kemitraaan di bidang pertanian dengan industri pertanian diharapkan dapat menjadi contoh baik bagi SMK, khususnya SMK Pertanian di Indonesia,” pungkas Dodik.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x