JURNAL SOREANG- Masih dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional tahun 2021, Kemendikbudristek kembali mengadakan siniar #PojokDikbud dengan tajuk “Pendidikan yang Memerdekakan, Memanusiakan, dan Berpihak pada Murid”. Siniar ini menghadirkan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Iwan Syahril sebagai pembicara. Dipandu oleh Dea Rizkita, acara ini disiarkan melalui kanal Youtube Kemendikbud RI.
Dirjen Iwan menjelaskan konsep program Guru Penggerak. Menurutnya, kunci utama program ini adalah guru yang sejatinya harus menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran. Guru menurutnya harus mampu mengimplementasikan pembelajaran yang memerdekakan dengan memihak kepada murid, serta mampu menjadi teladan bagi guru-guru lainnya.
“Guru Penggerak itu adalah program kepemimpinan, calon-calon pemimpin kita. Kita ingin dari lulusan program ini nanti akan menjadi kepala sekolah, pengawas sekolah, instruktur pelatihan guru kita,” tutur Iwan dalam pernyataannya, Senin 31 Mei 2021.
Baca Juga: Kemendikbud Kembali Gelar Pendidikan Program Guru Penggerak Angkatan 2, Pola Pikir Guru Harus Diubah
Filosofi 'coach' juga merupakan salah satu filosofi yang nantinya akan digunakan dalam pembelajaran sesama guru di program Guru Penggerak. Dengan filosofi ini, lanjut Iwan, guru akan mampu berbagai ilmu tanpa harus malu. Dengan filosofi ini pula, guru diharapkan dapat saling memotivasi satu sama lain.
Dirjen GTK kembali mengingatkan orientasi utama setiap pendidik dan semua pemangku kebijakan di dunia pendidikan adalah murid. “Menurut Ki Hajar Dewantara, setiap pendidik itu harus bebas dari segala ikatan, dengan kesucian hati mendekati sang anak, tidak untuk meminta suatu hak, namun untuk berhamba pada sang anak. Maksud dari (pernyataan) ini adalah semua orientasinya adalah kepada sang anak,” jelas Iwan.
Menjawab pertanyaan tentang bagaimana cara bergabung dalam program Guru Penggerak, ia menjelaskan bahwa seleksi Guru Penggerak dapat dilihat pada laman https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak. Untuk tahap seleksi Guru Penggerak, terdapat dua tahapan seleksi yang harus dilalui. Tahap pertama terdiri dari pengisian CV, mengerjakan esai, dan tes potensi skolastik (TPS). Tahap kedua terdiri dari simulasi mengajar dan wawancara.
Baca Juga: Kemendikbud Buka Pendaftaran Seleksi Pendidikan Guru Penggerak Angkatan Ketiga, Ini Link Lengkapnya
Dirjen Iwan mengatakan, setelah lulus tahapan tersebut, calon Guru Penggerak akan mengikuti sembilan bulan pendidikan di program Guru Penggerak. “Ini bukanlah masalah guru yang pintar, bisa menguasai teknik hebat, tetapi yang lebih penting adalah dia punya resiliensi atau tidak? Punya ketangguhan atau tidak? Punya orientasi visinya seperti apa? Itulah hal yang akan kita lihat di wawancara,” terangnya.