Selain itu, program lain yang dicanangkan oleh Ditjen Kebudayaan adalah Belajar Bersama Maestro. Program ini memberikan kesempatan kepada anak-anak yang memiliki minat khusus di bidang kesenian untuk belajar dengan para maestro ternama di Indonesia. “Jadi nanti mereka akan belajar langsung dari para ahlinya, tujuannya juga membuat anak-anak untuk melihat kehidupan seniman secara utuh,” lanjut Hilmar.
Bercerita tentang program Belajar Bersama Maestro, Ia mengungkapkan bahwa program ini berawal dari keprihatinan akibat kurangnya regenerasi para maestro di Indonesia. Alasan lain juga karena anak-anak belum bisa melihat perjalanan hidup dari seorang maestro.
Baca Juga: Mantul, Dua Penelitian Karya Siswa Indonesia Raih Tiga Award pada ISEF 2021
Harapannya, melalui program ini, anak-anak dapat memperlihatkan proses perjalanan seorang maestro. Dengan begitu, akan tumbuh semangat mereka dalam mengasah keahliannya di bidang kesenian.
Lebih lanjut, Dirjen Hilmar, menjelaskan dua kunci penting dalam menempuh proses seleksi dari kedua program ini. Pertama adalah minat dan komitmen sang anak. Anak yang ingin mengikuti seleksi ini diharuskan memiliki minat yang besar terhadap kesenian. Kedua adalah seberapa jauh sang anak menggunakan program ini untuk pengembangan diri. Dari sana lah akan terlihat seberapa besar komitmen yang dimiliki anak tersebut.
Dalam pemajuan budaya, Dirjen Kebudayaan juga meluncurkan program bernama Budaya Kaum Muda. Berangkat dari Kongres Kebudayaan tahun 2018, tujuan dari program ini adalah melihat bagaimana kaum muda memberikan strategi serta mengelola kekayaan budaya Indonesia menggunakan inovasi berbasis teknologi.
“Kita kemudian membuat acara Kemah Budaya Kaum Muda mulai tahun 2019, jadi mereka berkumpul membawa proposal project. Ada berbagai panel ahli dalam berbagai bidang, sehingga mereka (kaum muda) menyampaikan ide dan gagasan mereka dalam berbagai bentuk,” jelas Hilmar.***