Dokter Ahli Paru: Pentingnya Persiapan Matang Sebelum Sekolah Belajar Tatap Muka Mulai Juli 2021

- 1 April 2021, 10:53 WIB
Agar pembelajaran tatap muka mendatang berlangsung dengan baik, maka pemerintah memastikan bahwa para tenaga pendidik pun akan mendapatkan vaksin Covid-19.
Agar pembelajaran tatap muka mendatang berlangsung dengan baik, maka pemerintah memastikan bahwa para tenaga pendidik pun akan mendapatkan vaksin Covid-19. /ANTARA FOTO/Teguh Prihatna

JURNAL SOREANG – Wacana terkait pembelajaran tatap muka yang akan berlangsung pasca pandemi gencar dibahas oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim sejak akhir 2020 lalu.

Ia menyampaikan keputusan SKB 4 Menteri mewajibkan setiap guru dan tenaga kependidikan di sekolah yang sudah melaksanakan vaksinasi Covid-19 telah dapat membuka belajar tatap muka di sekolah.

Rencananya, pembelajaran tatap muka di sekolah dapat berlangsung pada Juli 2021 mendatang, sambil tetap menerapkan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

Nadiem menuturkan bahwa kapasitas belajar tatap muka di sekolah hanya 50 persen dan keputusan belajar nantinya ada pada orang tua siswa.

Jadi, orang tua dapat memilih apakah anaknya belajar tatap muka atau tetap melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) sehingga sekolah tetap harus membuka PJJ bagi siswa.

Baca Juga: Mendikbud: Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Penting untuk Tekan Dampak Sosial Negatif, Ini Maksudnya

Baca Juga: Belum Boleh Ada Ekskul di Sekolah Tatap Muka Juli 2021, Mendikbud: 2 Bulan Tidak Boleh Nongkrong di Kantin

Menanggapi hal tersebut, Guru Besar Paru FKUI Prof. Tjandra Yoga Aditama menekankan pentingnya persiapan amat matang apabila pemerintah akan membuka sekolah dan kembali menjalankan kegiatan pembelajaran tatap muka.

Mantan Direktur Penyakit Menular di WHO Asia Tenggara itu berpendapat perlu ada kebijakan yang berdasar pada dua hal yakni perkembangan ilmu pengetahuan terkini, yang memang cepat berubah dari waktu ke waktu serta situasi epidemiologi terkini di daerah itu.

Dia merujuk panduan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyoroti salah satunya mengenai jaga jarak antar warga di sekolah sekitar 1 meter.

Baca Juga: Dorong Akselerasi Pembelajaran Tatap Muka Terbatas, Pemerintah Umumkan Keputusan Bersama Empat Menteri

Baca Juga: Bingung Selalu Ditanya Soal Sekolah Tatap Muka, Mendikbud: Sejak Januari Sudah Diperbolehkan

"Jarak 1,8 meter harus tetap dijaga antara orang dewasa (guru dan staf sekolah), antara orang dewasa dan murid di sekolah, kalau masker tidak digunakan (misalnya ketika makan), pada keadaan dimana orang banyak mengeluarkan napas (seperti menyanyi, berteriak, olahraga dan lainnya), di dalam ruang tertutup dan sebaiknya kalau ada kegiatan seperti ini dilakukan di ruang terbuka saja," jelas Tjandra dalam keterangan persnya, dikutip dari ANTARA pada Kamis, 1 April 2021.

Disamping itu, sebaiknya barang-barang tidak penting sebaiknya dikeluarkan dari kelas, tujuannya untuk memberikan jarak antar siswa ketika mengikuti pembelajaran.
Tamu yang datang ke sekolah pun mesti dibatasi khusus untuk yang memiliki kepentingan saja.

CDC juga merekomendasikan aturan jam giliran sekolah agar sekolah tidak terlalu dipenuhi murid pada suatu waktu tertentu, penggunaan masker dan cuci tangan, kebersihan lingkungan, bangku, kelas dan sekolah serta prosedur kemungkinan tes dan penelusuran kasus apabila diperlukan.***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah