Honor Dosen PTS Masih Memprihatinkan, Ada yang Dihonor Rp 500 Ribu Bahkan Tak Diberi Honor

- 8 Januari 2021, 13:01 WIB
Dosen Unilak Bantu Kelompok Tani Tetap Produktif di Masa Pandemi. Kesejahteraan dosen PTS masih memprihatinkan
Dosen Unilak Bantu Kelompok Tani Tetap Produktif di Masa Pandemi. Kesejahteraan dosen PTS masih memprihatinkan /Foto: Humas Unilak untuk Fixriaupesisir.com

JURNAL SOREANG- Nasib para dosen perguruan tinggi swasta (PTS) masih memprihatinkan karena masih banyak dosen dihonor sekitar Rp 500 ribu per bulan.

Bahkan, tak sedikit dosen yang tak mendapatkan honor sama sekali melainkan diganti dengan beras.

"Permasalahan dosen PTS ini jarang muncul ke permukaan, padahal banyak dosen yang nasibnya masih memprihatinkan," kata Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) Jabar dan Banten, Uman Suherman, saat silaturahmi Wakil Ketua Komisi X DPR, Dede Yusuf Macan Effendi, Jumat, 8 Januari 2021.

Baca Juga: Dari 456 PTS di Jabar dan Banten Baru Lima PTS yang Akreditasi A, Satu PTS Keberatan Dapat Nilai B

Pria yang juga guru besar UPI Bandung ini menyatakan, bssaran honorarium dosen tergantung kemampuan PTS.

"Satu yayasan bisa memiliki beberapa PTS, namun honor dosen bisa berbeda-beda di antara PTS dalam satu yayasan. Ini tergantung kemampuan PTS dalam memberikan honor," ujarnya.

Bahkan, ada PTS yang memberikan honor dalam bentuk beras yang diberikan oleh pengelolanya. "Padahal kebutuhan dosen bukan hanya beras karena dosen juga memiliki anak yang sedang sekolah, perlu transparan dan lain-lain," katanya.

Baca Juga: Top, Empat Guru dan Dosen di Kampus Ini Jadi Doktor dalam Waktu Hampir Bersamaan

Sedangkan Ketua Asosiasi Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aperti) Jabar, Makbul  Mansyur menyatakan, akibat pandemi Covid-19 sehingga sekitar 30 persen dosen harus dirumahkan.

"Bukan memberi kuliah dari rumah melainkan dirumahkan karena tak diperlukan lagi. Bahkan banyak PTS yang hanya memberikan honorarium 50 persennya dari biasanya," katanya.

Menanggapi hal itu, Dede Yusuf menyatakan, pihaknya banyak menerima keluhan dari para dosen soal kesejahteraannya. "Keluhan dosen seperti honor bulanan hanya Rp 1,5 juta per bulan yang ternyata setelah ketemu LL Dikti Jabar san Banten kondisinya lebih parah," katanya.

Baca Juga: MK Hanya akan Proses 25 dari Ratusan Permohonan Perselisihan Pilkada, Ini Alasannya 

Dia membandingkan honor dosen PTS dengan buruh pabrik yang mendapatkan upah bulanan Rp 3 juta per bulan.

"Apalagi dengan tukang ojek online yang juga penghasilannya cukup tinggi sampai Rp 3 juta bahkan Rp 4 juta. Akhirnya para sarjana baru juga memilih menjadi ojek online," katanya.***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x