Kampus Keagamaan Ini Ingin Jadi Garda Terdepan Internasionalisasi PTKIN

- 1 Desember 2020, 08:49 WIB
RAPAT di UIN SGD yang membahas peningkatan daya saing kampus keagamaan di dunia internasional.
RAPAT di UIN SGD yang membahas peningkatan daya saing kampus keagamaan di dunia internasional. /HUMAS UIN SGD/

JURNAL SOREANG- Sampai saat ini perguruan tinggi keagamaan belum mampu bersaing dalam peringkat perguruan tinggi internal. Untuk itu, keberadaan UIN Sunan Gunung Djati (SGD) harus menjadi garda terdepan dalam melakukan internasionalisasi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). 

"Semuanya dilakukan menuju kepada upaya meningkatkan daya saing di level Internasional," kata Wakil Rektor IV, Prof. Dr. Hj. Ulfiah, M.Si saat dihubungi, Selasa, 1 Desember 2020.

Tekad sama juga dikatakan perempuan yang menjadi wakil ketua Muslimat NU Jabar itu saat melakukan rapat evaluasi bidang kerjasama dan International Office, yang didampingi Wakil Rektor I, Prof. Dr. H. Rosihon Anwar, M.Ag. Rapat juga menghadirkan narasumber Dr. Pepi Siti Paturohmah dari International Office (IO) yang berlangsung di gedung O.Djauharuddin AR, Senin, 30 November 2020.

Baca Juga: Bupati Bandung Dadang M. Naser meraih penghargaan dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI

Ulfiah menambahkan, dasar peningkatan daya saing adalah keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam nomor 7334 tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis Program Senior Experten Services tahun 2020.

"Kedatangan profesor dari lintas disiplin keilmuan, diantaranya guru besar bidang arsitek, kesehatan, dan sipil ke kampus akan kami manfaatkan secara optimal untuk mendorong realisasi visi integrasi keilmuan di tubuh PTKIN," ujarnya.

Sejak tahun 2015 Ditjen Pendis telah menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan Senior Experten Service (SES), yaitu salah satu lembaga internasional non-profit dari Jerman yang fokus menjalin kerjasama internasional.

Baca Juga: Memprihatinkan, 22 Juta Warga Indonesia Alami Kelaparan Kronis

"Tujuan program ini meliputi kurikulum, proses pendidikan dan pembelajaran, melakukan penelitian dan publikasi, pengabdian kepada masyarakat, tata kelola, manajemen Perguruan Tinggi, kerjasama antara PTKIN dengan universitas, dunia industri dan lain sebagainya," ujarnya.

Wanita asal Cirebon ini menyatakan, sumber daya manusia adalah penguatan legitamasi kekuatan peningkatan kuantitas dan kualitas untuk kemajuan kampus UIN SGD.

"Kita perlu melakukan jerjasama karena gerak organisasi kita bukanlah organisasi superman, tapi super team yang melakukan kerja bareng. Modal ini harus kita rawat dalam melakukan go internasional, sesuai visi dan misi kampus tercita," katanya.

Baca Juga: Cek Disini, Layanan SIM Keliling Polres Cimahi, Selasa 1 Desember 2020

Sementara Dr. Pepi menyampaikan tentang mekanisme pelaksaan program dilakukan dengan cara pengajuan permohonan bantuan Tenaga ahli, melakukan verifikasi pengajuan dan pelaksanaan kegiatan yang meliputi durasi dan lingkup Kegiatan.

"Sebagai contoh Program Senior Experten Service (SES) dari Jerman ini dilaksanakan minimal tiga minggu sampai maksimal enam bulan. Dengan melibatkan tenaga ahli yang sama dapat diundang kembali sesuai dengan kebutuhan PTKIN," paparnya.

SES menghadirkan narasumber mulai dari konsultan ahli pengembangan kurikulum, konsultan ahli manajemen mutu PTKIN sampai pada kerlibatan dalam penyusunan penelitian dan program pengabdian, peningkatan mutu karya ilmiah dan penerbitan di level Internasional dan melakukan diseminasi hasil program kegiatan SES selama ini.

Baca Juga: CISS UIN Bandung Hasilkan Lima Rekomendasi Beragama di Era Media Baru. Penganut Agama Harus Kritis

"Untuk itu, keterlibatan semua kompenen mejadi sebuah keharusan dalam rangka mengingatkan kualitas SDM, terutama di lingkungan UIN Bandung," katanya.***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x