Tak Perlu Cemas, Mahasiswa FIK TelU Gunakan Aplikasi Hadapi TA Di Tengah Pandemi

Sam
20 Oktober 2020, 08:16 WIB
KEPALA Urusan Laboratorium Bengkel dan Studio Universitas Telkom, Anggar Erdhina Adi membuka Tugas Akhir (TA) mahasiswanya melalui Aplikasi I-Fik di ruang kerjanya di Universitas Telkom, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Senin (19/10/2020). Dengan penerapan aplikasi tersebut, Anggar mengakui bisa mempermudah proses TA, sehingga bisa meringankan mahasiswa dalam menempuh gelar pendidikan, ditengah pandemi. /Sam

JURNAL SOREANG - Memasuki era digital di masa pandemi, memicu semua unsur lapisan profesi untuk melek teknologi. Termasuk sistem pembelajaran yang diterapkan di berbagai instansi pendidikan, terkait pengembangan dan penerapan pola pembelajaran dan penilaian menjelang kelulusan yang berkaitan dengan Tugas Akhir (TA) mahasiswa.

Seperti yang diungkapkan Kepala Urusan Laboratorium Bengkel dan Studio Fakultas Industri Kreatif (Fik) Telkom University (TelU), Anggar Erdhina Adi, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin 19 Oktober 2020 mengatakan, bahwa untuk memudahkan proses penyusunan dan penilaian TA menjelang kelulusan, harus ada inovasi yang bisa memudahkan proses tersebut, dengan tidak mengabaikan langkah-langkah yang harus dilalui mahasiswa, guna mencapai kelulusan.

Hal itu, menurut Anggar, perlu dilakukan, apalagi kondisinya seperti sekarang, aktivitas manusia yang dibatasi akibat pandemi.

Baca Juga: Jangan Khawatir Pemerintah Tak Seenaknya Blokir Akun Medsos

"Yang saya ketahui, selama ini di Fakultas Industri Kreatif yang dulu dikenal seni rupa dan design, masih mengadopsi gaya-gaya konvensional, yang berlaku di rumpun seni, dimana pelaksanaan pada proses penyusunan dan penilaian TA nya yang cukup panjang dan memakan waktu lama." kata Anggar.

Disamping prosesnya yang dianggap memakan waktu lama karena harus melalui beberapa tahapan sebelum masuk ke tahap sidang, bahkan menurut Anggar, proses tadi juga dianggap akan mempengaruhi psikologis mahasiswa dan dosennya.

"Karena mahasiswa seni rupa dan design ini lebih mengedepankan pada karya, maka prosesnya cukup panjang, dan biasanya mahasiswa seni rupa dan design umumnya paham semua terhadap masalah ini." imbuhnya.

Baca Juga: Politik Dinasti dalam Pilkada Jadi Sorotan MUI

Atas dasar itulah ia dan rekan di satuan kerjanya berupaya membuat suatu sistem aplikasi yang mampu mempermudah proses penyusunan dan penilaian TA yang cukup panjang tadi, sehingga bisa lebih cepat dan efisien.

"Kami disini berupaya membuat sesuatu untuk membantu dan mempermudah mahasiswa, satu sisi mempermudah mahasiswa melakukan proses berkaryanya, satu sisi dosen mampu mengetahui progres pembuatan karya si mahasiswa tadi melalui tahapan-tahapannya." jelas Anggar.

"Maka dengan adanya sistem aplikasi ini, kita bisa melihat sejauh mana progres penyusunan dan penilaian TA yang dilakukan mahasiswa (terutama fakultas seni rupa dan design). Dan tentunya, sistem aplikasi ini juga mengarahkan mahasiswa untuk lebih terfokus pada saat proses TA-nya." kata Anggar.

Baca Juga: Ingat! Tak Hanya Protokol Kesehatan, Jaga Jarak Dengan Paslon Pilkada Juga Wajib Bagi Insan Pers

Selain itu, inovasi pada sistem penyusunan dan penilaian TA tersebut dianggap sebagai upaya untuk mengarahkan mahasiswa yang lebih profesional terhadap kemampuannya, terutama di dunia Industri Kreatif yang sesungguhnya.

"Kita tahu, mahasiswa seni rupa dan design seperti apa, mereka moodnya gak bisa dipaksakan, namun dengan metode yang sekarang kita jalankan, sebagai upaya untuk mengajak mahasiswa agar lebih profesional dengan penterjemahan aplikasi yang satu arah antara dosen dan mahasiswa saat proses pembuatan karya." jelas Anggar.

"Maka bukan sesuatu hal yang tidak mungkin, dengan penerapan metode ini, mahasiswa bisa lebih siap menghadapi tantangan tatkala ia memasuki Industri kreatif, baik koorporasi atau perseorangan." harap Anggar.***

 

 

 

 

Editor: Sam

Terkini

Terpopuler