JURNAL SOREANG - Sudah menjadi rahasia umum bola Belanda pernah menjajah Indonesia ratusan tahun. Namun kini hubungan kedua negara terjalin baik termasuk di bidang seni budaya.
Tim Art in Motion (AiM) Belanda memberikan lokakarya intensif di ISBI Bandung pada tanggal 19 dan 20 Februari 2024.
Kegiatan ini merupakan awal yang penting bagi hubungan kreatif dan budaya yang akan memperkuat hubungan antara Indonesia dan Belanda pada tahun 2024 dan 2025.
Tiga orang pengajar (Rob Hammink, Ronald van de Cappelle dan Quirine van Heeren) secara khusus datang dari Belanda untuk menelaah masa lalu, masa kini, dan terutama menatap masa depan kedua negara, bersama para mahasiswa akademi seni Indonesia, salah satunya mahasiwa ISBI Bandung.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Sistem Informasi, dan Kerja Sama ISBI Bandung, Indra Ridwan, S.Sos., M.Sn.,M.A., Ph.D, menegaskan lagi, tujuan hubungan Indonesia- Belanda ini sudah cukup lama dan kita berpikir, dulu, sekarang dan ke depan hubungannya seperti apa.
Salah satunya kita bisa membuat suatu program yang membuat hubungan berlanjut, saling membantu, menguntungkan, dan melengkapi satu sama lain, tapi melalui seni.
Baca Juga: Keren, Lulusan ISBI Bandung, Nuraulia Muhibar Wakili Indonesia dalam UNESCO Youth Forum 2021
Oleh karena itu ISBI Bandung sebagai salah satu perguruan tinggi seni di Indonesia yang pertamakalinya diajak kerjasama , mendorong para mahasiswanya dari berbagai prodi yang ada di ISBI Bandung untuk mengikuti kegiatan kompetisi ini.
Bahkan bisa aja ke depannya kompetisi kerjasama dengan Art in Motion (AiM) Belanda ini akan dikembangkan lagi dengan semua universitas di Indonesia yang ada fakultas seninya.
Untuk sementara ini ada 9 perguruan tinggi seni di Indonesia yang akan diikutsertakan tapi yang berpartisipasi baru 3 , diantaranya ISBI Bandung, ISI Surakarta dan ISBI Aceh.
“Pelaksanaannya untuk tahun ini sementara di ISBI Bandung dan untuk tahun depan( 2025) mungkin di perguruan tinggi lainnya, bisa di ISI Denpasar, ISI Surakarta, ISBI Aceh bahkan bisa aja di ISBI Papua kalau dapat sponsor yang baik. Dan seperti dikatakan Inisiatornya
Rob Hammink, kalau hasilnya baik, kita akan coba mengembangkan untuk kegiatan yang lain ke depannya , mungkin untuk konser seni bersama atau-membuat konferensi bersama,” demikian kata Indra.
Sementara itu Mahasiswa ISBI Bandung dari Prodi Tari, Salsabila Maulida, mengatakan kepada wartawan, ajang kompetisi seperti ini merupakan kesempatan besar bagi para mahasiswa seni untuk mengembangkan dan menyalurkan bakatnya di bidang masing-masing hingga go international-ke mancanagara.
Baca Juga: Keren! ISBI Bandung Raih 3 Penghargaan di Anugerah Diktiristek Tahun 2021
Dalam kegiatan ini Salsabila akan mermbuat karya berdasar tradisi menjadi karya baru-kontemporer, sehingga ada hubungannya antara masa lampau, kini dan masa depan.
“Karena saya dari Subang, saya mengemas gerakan tarian Nyi Ronggeng yang dkemas sekarang dalam bentuk tarian kontemporer. Saya akan merasakan sebagai Nyi Ronggeng yang hidup pada zaman Belanda dulu,” katanya
Lain lagi dengan Arya Nova dari Prodi Photografi - ISI Surakarta, dia mengangkat Bangunan cagar budaya- Heritage, Rumah Dinas zaman Belanda di Pabrik Gula Sragen yang masih beroperasi hingga sekarang. Rumah dinas yang terbengkalai yang tidak pernah direnovasi tersebut dia angkat dalam photografi documenter.
Sama halnya dengan teman satu prodinya, R. Rahmadila yang mengangkat bangunan cagar budaya yang terkena sengketa seperti Rumah Dalem di seputar Keraton Yogya dan Keraton Mangkunegaran –Surakarta/Solo.***