Ternyata Ada Sosok Perempuan Fenomenal Sebelum Dewi Sartika dan Kartini, Berikut Profil Lengkapnya

29 Maret 2023, 17:12 WIB
sebelum Dewi Sartika dan Kartini, nama Lasminingrat sudah berjasa sejak zaman dahulu. /Dinas kebudayaan DIY /

JURNAL SOREANG – Masyarakat lebih mengenal Dewi Sartika dan RA Kartini  sebagai tokoh emansipasi Wanita yang sangat berpengaruh di Indonesia.

Namun tahukah kamu sebenarnya, sebelum Dewi Sartika dan RA Kartini, nama Lasminingrat sudah berjasa sejak zaman dahulu. 

Karya-karyanya yang luar biasa, yang mampu menerjemahkan tulisan Bahasa Belanda ke Bahasa Sunda.

 Nama lengkapnya Raden Ayu Lasminingrat, putri dari sastrawan Sunda yaitu Raden Haji Muhammad Moesa dan Raden Ayu.

Lasminingrat lahir pada 29 Maret 1854 di Garut, Jawa Barat. Ia dikenal sebagai tokoh agamawan wanita sekaligus penyair, karyanya yang paling terkenal yaitu Panji Wulung.

Orang tua Lasminingrat sangat memperhatikan pendidikannya. Ayahnya menitipkan Lasminingrat kepada Sekretaris Jenderal Pemerintah Hindia Belanda, Levyson Norman selama beberapa tahun hingga ia fasih berbahasa Belanda.

Baca Juga: Kadamas Gagas Peresmian Patung Raden Dewi Sartika, Warga Kira Patung Kartini

Karya-Karya Lasminingrat:

1. Tjarita Erman (1875)
Merupakan terjemahan bahasa Sunda dari karya Christoph von Schmidt dan Hendrik van Eichenfels yang  semula berbahasa Belanda.

2.  Warnasari atawa Rupa-Rupa Dongeng (1876)
Merupakan terjemahan dari karya Manchen von Grimm dan J. A. A. Goeverneur, Vertelsels uit het Wonderland voon Kinderen yang ditulis dalam aksara Jawa.

3. Warnasari Jilid ll (1887)

Setelah menikah dengan Raden Adipati Ria Wiratanudatar VII yang merupakan Bupati Garut., Lasminingrat berhenti mengarang karya tulisnya dan memfokuskan diri untuk pembangunan sekolah bagi kaum perempuan Sunda.

 Pada tahun 1911, sekolah tersebut sangat berkembang dan memiliki 200 murid dengan lima kelas yang dibangun di sebelah Pendopo.

Hingga akhirnya sekolah tersebut disahkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada 1913. Sekolah tersebut dinamai "Sekolah Keutamaan Istri."

Dan pada 1950, nama sekolah diganti menjadi Sekolah Rakyat dan mulai menerima laki-laki. Sekolah Rakyat tersebut kemudian diganti menjadi  SDN Ranggalawe l dan IV yang dikelola oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Daerah Tingkat ll Garut. Tahun 1990-an hingga kini berubah lagi menjadi SDN Regol Vll.

Baca Juga: Hari Santri 2022: Jarang Diketahui RA Kartini juga Santriwati dan Jadi Kesayangan Ulama Mbah Sholeh Darat

Lasminingrat meninggal pada 10 April 1948 dalam usia 94 tahun, dikebumikan di belakang Masjid Agung Garut.

Selama hidupnya, ia dikenal sebagai tokoh wanita Indonesia yang berpengaruh dan diakui.***

Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal SoreangFB Page Jurnal SoreangYoutube Jurnal SoreangInstagram @jurnal.soreang dan TikTok @jurnalsoreang

Editor: Sarnapi

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler