Meski Banyak Dipakai Ternyata Bahasa Jawa Dianggap Alami Kemunduran, Ini Langkah Revitalisasi Bahasa Daerah

20 Maret 2023, 13:07 WIB
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menggelar Rapat Koordinasi dengan pemerintah daerah (pemda) terkait Program Revitalisasi Bahasa Daerah di Jateng /Kemendikbud ristek/

JURNAL SOREANG- Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menggelar Rapat Koordinasi dengan pemerintah daerah (pemda) terkait Program Revitalisasi Bahasa Daerah di Provinsi Jawa Tengah.

Sebagai perwujudan implementasi kebijakan Merdeka Belajar Episode ke-17 tentang Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) di Jateng, dalam rakor ini berlangsung penandatanganan komitmen bersama antara Balai Bahasa Provinsi Jateng dengan pemda terkait penguatan RBD.

Kepala Badan Bahasa, E. Aminudin Aziz menjelaskan urgensi untuk merevitalisasi bahasa Jawa dengan melibatkan pemangku kepentingan. Dalam pemaparannya, ia menyebutkan fakta bahwa telah terjadi kemunduran pada Bahasa Jawa.

 “Dalam forum ini saya mengajak para pemangku kepentingan di Provinsi Jateng untuk terus menjalin kolaborasi dan komitmen dalam menyukseskan program Revitalisasi Bahasa Daerah,” paparnya di Semarang, Jateng, baru-baru ini.

Kepala Badan Bahasa merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan bahwa dari sekitar 80 juta orang penutur bahasa Jawa, 73 persennya adalah penutur bahasa Jawa asli (bahasa jati) yang menggunakan bahasa tersebut dalam lingkup keluarga. Adapun 27 persen sisanya adalah orang Jawa yang tidak lagi menggunakan bahasa Jawa di dalam keluarga.

Kondisi itu menurut Aminudin Aziz menjadi tantangan serius. Merujuk data UNESCO, bahasa daerah atau Bahasa Ibu mengalami tantangan yang luar biasa akibat adanya arus globalisasi. Bahkan, UNESCO menyatakan bahwa setiap minggu ada satu Bahasa Ibu yang punah atau mati.

Baca Juga: Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu Gandeng Pemda Lestarikan Bahasa Daerah, Begini Caranya

Pada kesempatan yang sama, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jateng, Syarifuddin menyampaikan ucapan terima kasih kepada para kepala dinas yang berkenan hadir menunjukkan komitmen bersama untuk melestarikan bahasa daerah di Jawa Tengah.

“Pertemuan ini adalah sebuah bentuk komitmen bersama dalam penguatan bahasa daerah kita melalui program Revitalisasi Bahasa Daerah di Jawa Tengah,” tutur Syarifuddin.

Ia juga mengungkapkan bahwa upaya tersebut menjadi salah satu cara untuk menyinergikan langkah demi menyukseskan implementasi RBD di Jateng. Dengan cara mendekatkan diri dengan berbagai komunitas, seperti komunitas tutur, guru, kepala sekolah, dan pengawas, serta siswa pendidikan dasar dan menengah.

 

Untuk itu, sebelum sampai kepada sasaran, Syarifuddin menekankan perlunya koordinasi dalam menyiapkan tahapan strategi terkait kolaborasi yang akan dilakukan bersama dengan pemerintah daerah.

“Oleh karena itulah, kami mengundang dinas pendidikan dan kebudayaan untuk membicarakan (tahapan strategi) penguatan program Revitalisasi Bahasa Daerah di setiap kabupaten/kota,” jelas Syarifuddin.

Tahapan pertama adalah rapat koordinasi dengan para pakar dan maestro bahasa Jawa. Hasil dari pertemuan tersebut telah menghasilkan materi dan modul pembelajaran yang akan digunakan oleh para guru peserta pelatihan guru master.

Tahapan kedua adalah rakor dengan pemda dan penandatanganan komitmen bersama terkait penguatan RBD. Acara ini dihadiri oleh 35 perwakilan dinas pendidikan se-Provinsi Jawa Tengah, 24 peserta dari kalangan pakar dan pengajar Revitalisasi Bahasa Daerah, serta jurnalis lokal di Jateng.

Tahapan ketiga adalah pelatihan guru utama yang akan menghasilkan pengimbasan dari guru kepada siswa. Tahapan keempat adalah perhelatan FTBI tingkat kabupaten/kota.***

Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial  Google News Jurnal Soreang ,  FB Page Jurnal Soreang,  YouTube Jurnal Soreang ,  Instagram @jurnal.soreang  dan  TikTok @jurnalsoreang

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbudristek

Tags

Terkini

Terpopuler