FTBIN 2023 Jadi Wujud Apresiasi Edukatif Penutur Muda Bahasa Daerah, Berikut Penjelasannya

20 Februari 2023, 05:32 WIB
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), menggelar acara bertajuk Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FTBIN) Tahun 2023 sebagai bentuk apresiasi kepada penutur bahasa daerah muda usia SD dan SMP /Kemendikbud ristek/

JURNAL SOREANG- Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), menggelar acara bertajuk Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FTBIN) Tahun 2023 sebagai bentuk apresiasi kepada penutur bahasa daerah muda usia Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Adapun tema kegiatan FTBIN-sebagai diseminasi model pelindungan bahasa-adalah ‘Revitalisasi Bahasa Daerah untuk Pendidikan Multilingual dalam Payung Merdeka Belajar’. Melalui platfotm Merdeka Belajar-17: Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD), Badan Bahasa terus menggalakkan upaya pelindungan bahasa daerah.

Pelindungan bahasa daerah melalui platform MB-17: RBD merupakan salah satu program pelindungan bahasa daerah berbasis sekolah, komunitas, dan/atau keluarga.

Baca Juga: Provinsi Maluku Terapkan Revitalisasi Bahasa Daerah Berbasis Sekolah, Berikut Penjelasannya

Pada acara pembukaan FTBI Nasional Tahun 2023, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim menyampaikan sambutan sekaligus pesan penyemangatnya di hadapan 215 siswa peserta pemenang sekaligus utusan dari 13 Provinsi yang mengadakan FTBI tingkat daerah.

“Besar harapan saya bahwa adik-adik pelajar yang telah mengikuti FTBI di daerah ataupun tingkat nasional tetap memiliki semangat untuk terus mempelajari dan menggunakan bahasa daerah,” tutur Nadiem dalam sambutannya, baru-baru ini.

 

Guna mendorong kecintaan berbahasa daerah, Menteri Nadiem juga menyampaikan bahwa Kemendikbudristek menyediakan buku-buku cerita anak berbahasa daerah sebagai pengayaan pembelajaran.

Baca Juga: Wow! Ternyata Acara Revitalisasi Bahasa Daerah Bisa Meriah, Sebanyak 5.000 Orang Meriahkan FTBI

"Harapannya, anak-anak akan lebih termotivasi untuk mengenal dan mempelajari bahasa daerah,” sambung Nadiem seraya menyampaikan apresiasi atas gerakan ‘gotong royong’ dan komitmen 16 kepala daerah.

16 kepala daerah itu adalah Gubernur Jawa Tengah, Gubernur Sulawesi Selatan, Gubernur Kalimantan Tengah, Gubernur Nusa Tenggara Barat, Gubernur Bali, Bupati Pangandaran, Bupati Alor, Bupati Paser, Bupati Buru, Bupati Tapanuli Selatan, Bupati Kotawaringin Barat, Walikota Parepare, Bupati Sarmi, Bupati Maluku Tenggara, Bupati Lombok Timur, dan Bupati Sula yang telah menyukseskan program Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) di wilayah administratifnya.

Senada dengan Mendikbudristek, Kepala Badan Bahasa, E. Aminudin Aziz dalam laporan kegiatan mengungkapkan bahwa Indonesia mendapat kehormatan untuk menjadi pendamping penyelenggara (_Co-Organizer_) Forum Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional (_International Mother Language Day_/IMLD) tahun 2023 bersama UNESCO yang akan diselenggarakan pada tanggal 21 Februari di Paris, Prancis.

Baca Juga: Bertukar Ide Revitalisasi Bahasa Daerah melalui Riung IKADUBAS Sumatra Utara, Berikut Penjelasannya

“Dengan melihat kesungguhan dan tingkat keberhasilan pelaksanaan revitalisasi bahasa daerah di wilayahnya, salah satu dari 16 kepala daerah tersebut, yaitu Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman telah kami usulkan untuk menjadi panelis dalam Forum IMLD 2023,” urai Aminudin.

 

Pelaksanaan FTBIN 2023 dihelat di Jakarta mulai tanggal 12–16 Februari 2023. Dalam kesempatan tersebut para peserta akan menampilkan dongeng, pidato, lagu, pembacaan sajak, komedi tunggal (_stand up comedy_) menggunakan bahasa daerah masing-masing serta menulis aksara daerah.

Pada kesempatan berbeda, salah satu kepala daerah yang menerima apresiasi, Penjabat (Pj.) Bupati Buru, Djalaludin Salampessy menjelaskan pihaknya akan terus mendorong pembinaan bahasa daerah untuk siswa kelas 1 hingga 4 SD.

“Lewat Kurikulum Merdeka, kami akan mengadopsi muatan lokal penggunaan bahasa daerah dalam interaksi sehari-hari serta tetap menguasai Bahasa Indonesia. Harapan saya untuk program revitalisasi dapat terus berjalan, dalam bahasa Buru rete mena bara sehe yang artinya maju terus pantang mundur,” tegasnya.***

 *)Ikuti terus dan share informasi anda di media sosial Goggle News Jurnal SoreangFB Page Jurnal SoreangYoutube Jurnal Soreanginstagram @jurnal.soreang dan TikTok @jurnalsoreang

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbudristek

Tags

Terkini

Terpopuler