Jangan Sepelekan Peran Perempuan, Dharma Wanita Berperan Aktif Mendukung Merdeka Belajar

27 Juni 2021, 09:46 WIB
Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) bersama Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar Webinar bertajuk “Merdeka Belajar dalam Peta Jalan Pendidikan” pada Kamis (24/6) Lalu /Kemendikbudristek/

JURNAL SOREANG- Sebagai upaya mensosialisasikan kebijakan Merdeka Belajar, khususnya kepada orang tua agar lebih mengenal tentang kebijakan tersebut, Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) bersama Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemendikbudristek menggelar Webinar bertajuk “Merdeka Belajar dalam Peta Jalan Pendidikan” pada Kamis, 24 Juni 2021 lalu.

Peserta yang hadir pada webinar adalah para orang tua yang tergabung dalam Dharma Wanita Persatuan dari berbagai Kementerian dan Lembaga Pemerintah.

Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim mengatakan sosialisasi dalam bentuk webinar seperti ini sangat membantu Kemendikbudristek dalam memberikan pemahaman mengenai kebijakan Merdeka Belajar.

Baca Juga: Gelar Lokakarya, KBRI Bangkok Tak Mau Main-main Soal Akreditasi Sekolah Indonesia Bangkok

Menteri Nadiem mengakui, hingga saat ini masih banyak para orang tua dan guru yang belum memahami esensi dari Merdeka Belajar.

“Ada yang mengira kemerdekaan di sini berarti kebebasan untuk melakukan apapun. Bebas mau belajar atau tidak, bebas mau mengerjakan tugas atau tidak. Namun sebenarnya esensi Merdeka Belajar bukanlah itu,” katanya.

Kemerdekaan di sini, lanjut Menteri Nadiem, memberikan kebebasan kepada para siswa dan mahasiswa memilih untuk mempelajari hal-hal yang disukai dengan cara yang mereka sukai.

Baca Juga: Sektor Perikanan Bisa Jadi Tulang Punggung Perekonomian Nasional, DPR: Jumlah Ekspor Besar, tapi Nilai Kecil

“Kita sebagai orang tua tentu tidak bisa memaksakan anak kita yang menyukai seni untuk belajar secara mendalam tentang ilmu komputer. Menurut saya setiap anak pada dasarnya punya rasa ingin tahu, punya keinginan untuk belajar,” ujar Menteri Nadiem.

Menteri Nadiem menuturkan, kebijakan Merdeka Belajar ini dirancang berdasarkan keinginan untuk memprioritaskan kebutuhan anak sebagai pelajar agar nantinya para siswa bisa menjadi jawaban atas kebutuhan peradaban saat ini dan di masa depan.

“Saya yakin, semua orang tua di sini menginginkan anak-anak kita menjadi pelajar yang cerdas, berprestasi dan juga masih menjaga nilai-nilai kesantunan,” ucap Nadiem.

Dalam hal ini, Merdeka Belajar sebagai falsafah dan tujuan pendidikan tetap menyeimbangkan capaian kompetensi dengan pembangunan karakter.

Baca Juga: Bagaimana Menyiapkan Ruang Belajar yang Aman dan Nyaman Saat PTM Terbatas? Ini Cerita Kepala Sekolah

“Kami seutuhnya menyadari bahwa dukungan dan partisipasi orang tua adalah kunci terciptanya Merdeka Belajar,” ungkap Menteri Nadiem.

Senada dengan Mendikbudristek, Ketua Umum DWP, Erni Tjahjo Kumolo dalam sambutannya mengatakan kebijakan Merdeka Belajar telah memberikan kemerdekaan kepada setiap satuan pendidikan untuk berinovasi dengan menyesuaikan kondisi proses belajar mengajar yang sedang berjalan. “Baik dari sisi budaya, kearifan lokal, sosio ekonomi dan infrastruktur,” jelas istri Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo.

Sehingga, lanjut Erni, kebijakan Merdeka Belajar wajib diketahui dan dipahami oleh seluruh masyarakat termasuk anggota Dharma Wanita Persatuan di seluruh Indonesia.

“Dengan berbagai rangkaian episode Merdeka Belajar, tentunya cita-cita dan harapan kebijakan Merdeka Belajar adalah mewujudkan tujuan nasional pendidikan yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam mewujudkan Indonesia maju,” kata Erni.

Baca Juga: Kemendikbudristek Apresiasi Implementasi Kampus Merdeka di SMK dan jajaran Politeknik eLBajo Commodus NTT

Pada kesempatan yang sama, Penasihat DWP Kemendikbudristek, Franka Makarim mengajak para anggota Dharma Wanita untuk turut berperan aktif dalam upaya pemerintah dan masyarakat memajukan pendidikan di Indonesia.

“Kita para Ibu harus menemukan dan menentukan peran untuk mendukung program-program Merdeka Belajar. Esensi dari Merdeka Belajar yakni memberikan kesempatan dan ruang yang seluas-luasnya bagi anak-anak untuk berpikir, belajar, berkarya yang dapat kita wujudkan mulai dari pendidikan di rumah,” ungkap istri Mendikbudristek.

Untuk itu, lanjut Franka, sebagai orang tua perlu mengubah pola pikir tentang pendidikan dan cara belajar. Baik cara belajar orang tua maupun cara belajar anak-anak.

Baca Juga: Presiden Dukung Mahasiswa Kembangkan Potensi di Luar Kampus melalui Kampus Merdeka

“Di antara kita saat ini mungkin masih ada yang menerapkan cara-cara lama dalam mendidik anak, seperti menuntut mereka selalu setuju, dan menuruti semua kemauan kita. Anak-anak tidak diberi kesempatan untuk bertanya atau mengutarakan pendapat dan gagasannya. Kita tidak lagi bisa menerapkan pola semacam itu,” ujar Franka.

Kepada para orang tua, Franka mengatakan sebagai orang tua harus membantu menumbuhkan pola pikir kritis pada anak-anaknya yang menjadi kebutuhan sangat utama dan tidak bisa dikesampingkan.

Hal tersebut dapat dimulai dari rumah dengan membudayakan komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak. “Terbuka berarti memberikan kesempatan anak untuk berbicara, menumbuhkan kemauannya, mendengarkan pendapat dan menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka,” imbuh Franka Makarim.

Baca Juga: Mahasiswa Indonesia, Ini Persyaratan Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka

Oleh karena itu, Franka mengajak anggota DWP yang hadir pada webinar ini untuk serentak bergerak serta mendukung upaya mencapai cita-cita dan tujuan Merdeka belajar.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbudristek

Tags

Terkini

Terpopuler