Dorong Kesiapan Sekolah Gelar PTM Terbatas, Kemendikbud Evaluasi Isi Daftar Periksa

21 April 2021, 16:42 WIB
Wakil Bupati Garut Helmi Budiman melakukan monitoring Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SMPN 2 Garut, Jalan Ahmad Yani Garut, Selasa 20 April 2021 /kabar-priangan.com/ Dindin Herdiana/

JURNAL SOREANG- Kemendikbud  mengungkapkan kian besarnya antusiasme satuan pendidikan untuk melakukan persiapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas.Hal itu berdasarkan terus bertambahnya jumlah sekolah yang memenuhi daftar periksa setiap harinya.

Demikian dituturkan Pelaksana tugas (Plt.) Direktur SMA Kemendikbud Purwadi Sutanto saat menjadi salah satu pembicara pada diskusi mengenai persiapan PTM yang digelar Forum Wartawan Pendidikan dan Kebudayaan secara daring di Bogor, Jawa Barat.

Ia mengatakan, Kemendikbud akan mengevaluasi daftar periksa supaya lebih ringkas, padat, efektif, dan efisien untuk mendorong peningkatan jumlah sekolah yang siap melakukan PTM Terbatas.

"Saya menyampaikan salam hormat kepada guru-guru dan sekolah yang antusias untuk melakukan persiapan agar segera membuka PTM Terbatas," tutur Purwadi, sebagaimana dikutip dari laman kemdikbud.go.id yang diunggah pada Selasa, 20 April 2021.

Walaupun jumlah sekolah yang setiap hari mengisi daftar periksa dari Kemendikbud terus bertambah, akan tetapi masih ada sekolah yang hingga hari ini belum mengisi daftar periksa tersebut.

Baca Juga: Dampak Negatif Satu Tahun PJJ, Banyak Siswa dan Guru yang Stres

Baca Juga: Dorong Satuan Pendidikan Penuhi Daftar Periksa Prokes Jelang PTM, Asisten Deputi: Baru 53,15 Persen

Menurut Purwadi, ada beberapa hal yang menyebabkan sekolah belum mengisi daftar periksa, salah satunya karena begitu panjang hal yang harus diisi.Untuk memudahkan sekolah, lanjut Purwadi, daftar periksa akan dibuat lebih singkat dan padat.

Terlebih lagi sebenarnya, sebagian data yang dipertanyakan dalam daftar periksa sudah ada di dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik) yang sudah diisikan sekolah secara berkala."Kita perlu duduk bersama terkait banyaknya pertanyaan yang disampaikan dalam daftar periksa," ucap Purwadi.

Ia menyarankan untuk mencantumkan hal yang penting-penting saja sehingga sekolah bisa mengisinya dengan cepat."Sebab kalau sering berpengalaman meminta data dari sekolah, data yang panjang lebar membuat sekolah menjadi malas," sambungnya.

Baca Juga: Pendidikan di Masa Pandemi, Ini Kata Satgas Covid-19 Terkait Pembelajaran Jarak Jauh dan Tatap Muka

Baca Juga: DKI Jakarta Mulai Uji coba Belajar Tatap Muka, Ini Sanksi Bila Ada.Kasus Positif Covid di Sekolah

Dalam kesempatan itu Purwadi kembali memberi gambaran mengenai latar belakang dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) beberapa waktu lalu.

Salah satu dorongan terkuat adalah karena tidak efektifnya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).Diakui Purwadi, pelaksanaan PJJ selama ini menimbulkan learning loss dalam diri siswa.

"Terutama di level bawah PJJ daring harus pakai device, sedangkan di daerah yang tidak terjangkau sinyal harus pakai guru kunjung," ungkapnya.

Baca Juga: Persiapan Kuliah Tatap Muka, 375 Dosen dan Tenaga Kependidikan Unla Ikuti Vaksinasi Covid-19

Baca Juga: Impor Pangan Meningkat Tajam dan Produksi Perikanan Terganggu, PKS Minta Pemerintah Waspada

Tidak hanya itu, ia menambahkan proses PJJ pun semakin tidak efektif mengingat tugas yang diberikan guru kepada siswa ternyata tidak selalu dikerjakan."Terkadang orang tuanya yang mengerjakan. Jadi selama PJJ yang sekolah orang tuanya, bukan anaknya," terang Purwadi.

Dari fenomena tersebut, kemudian muncul program vaksinasi nasional yang salah satunya diprioritaskan bagi pelayan publik dan lansia.Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) termasuk ke dalam pelayan publik yang sering berinteraksi langsung dengan masyarakat.

"Seluruh GTK sudah vaksinasi akhir Juni semuanya, sehingga tahun ajaran baru kita sudah siap tatap muka semua sekolah," tutup Purwadi. ***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbud

Tags

Terkini

Terpopuler