Terkenal Sebagai Tempat Sakral Tapi Laut Yang Bagus, 3 Desa Wisata Banyuwangi Jawa Timur

- 6 Juni 2023, 14:47 WIB
Ilustrasi desa wisata Banyuwangi.
Ilustrasi desa wisata Banyuwangi. /jatim.jadesta.com

JURNAL SOREANG - Jawa Timur menjadi provinsi yang tidak luput menarik perhatian. Wilayah Banyuwangi yang menjadi bagian dari Jawa Timur ini terkenal akan kondisi perairan yang dibuktikan pantai yang bagus hingga dianggap daerah sakral. Tetapi Banyuwangi memiliki desa wisata yang menarik.

Berikut ini 3 desa wisata Banyuwangi.

1. Adat Osing Kemiren

Desa ini masuk 500 besar ADWI. Desa Wisata Tradisional Osing Kemiren terletak di Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, memiliki wilayah seluas 177.052 Ha dengan populasi 2.569 orang. Desa Tradisional Osing Kemiren dinamakan demikian karena banyak ditemukan pohon kemiri di daerah tersebut. Mayoritas penduduk di sana adalah suku asli Banyuwangi yaitu suku Osing. Desa Kemiren juga menjadi bagian dari kawasan Ijen Geopark sebagai lokasi budaya. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah membuat aplikasi terintegrasi bernama Banyuwangi Tourism yang dapat diunduh di Playstore.

Baca Juga: Tips Parenting : Ayah Lakukan Ini Jika Ingin Anak Menjadi Lelaki Sejati

2. Adat Seblang Olehsari

Desa ini masuk 300 besar ADWI. Desa Olehsari merupakan sebuah Desa yang terletak pada Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur dengan wilayah seluas 254.465 Ha yang terdiri dari 2 dusun yaitu Dusun Krajan dan Dusun Joyosari serta memiliki 23 RT dan 5 RW dengan jumlah penduduk sebanyak 2.377 jiwa dan 880 KK. Desa Olehsari juga berada di kaki Gunung Ijen yang merupakan lokasi yang sangat cocok untuk dijadikan tempat singgah para wisatawan yang ingin mendaki Gunung Ijen karena di Desa Olehsari terdapat sebuah Homestay yang asri dan sejuk dengan pemandangan sawah yang indah. Desa Olehsari juga dikenal dengan nama Desa Wisata Adat Seblang karena memiliki potensi pariwisata yang cukup besar yaitu Ritual Adat Seblang Olehsari. Ritual ini dilakukan sebagai upaya membersihkan desa dan menolak bala agar desa tetap aman dan terhindar dari bahaya. Ritual ini dilaksanakan setiap awal bulan syawal (setelah Hari Raya Idul Fitri) selama 7 hari berturut-turut mulai pukul 14.00 WIB hingga menjelang maghrib dengan penari yang berada dalam keadaan trance (kerasukan).

3. Bangsring

Halaman:

Editor: Josa Tambunan

Sumber: jatim.jadesta.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x