JURNAL SOREANG - Lawang Sewu menjadi salah satu pilihan yang tepat bagi anda yang menyukai wisata sejarah. Apalagi selain keindahan, bangunannya juga memiliki sejarah yang menarik.
Lawang Sewu merupakan bangunan bersejarah yang dibangun pada zaman kolonial Belanda di tahun 1900an dan saksi bisu dari peristiwa pertempuran lima hari yang berlangsung pada tahun 1945 antara Angkatan Pemuda Kereta Api (AMKA) dengan tentara Jepang.
Jika dilihat dari istilah orang Jawa, “lawang” berarti pintu, dan “sewu”, bermakna seribu atau menjadi kata yang mewakili angka paling banyak di zaman dahulu.
Baca Juga: Resmi! Messi Hengkang dari PSG, Berikut Keterangan Pelatih PSG
Karenanya “Lawang Sewu” artinya seribu pintu. walaupun kalau dilihat dari jumlah aslinya, memiliki 928 pintu hingga kurang 72 pintu saja bukan untuk benar-benar disebut sewu.
Lawang Sewu terletak di jantung kota Semarang, tepatnya di Jl. Pemuda. Awalnya bangunan tersebut merupakan kantor administrasi kereta api Belanda bernama Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS).
Gedung tersebut dibangun secara bertahap di atas lahan seluas 18.232 m² dan dirancang oleh arsitek yang berbeda.
Menurut keterangan salah seorang tour guide, Mas Aris seperti dilansir kemenparekraf.go.id, Lawang Sewu terdiri dari lima bangunan. Proses perancangan awal Lawang Sewu dimulai oleh seorang arsitek asal Belanda Ir. P. de Rieu. Bangunan yang pertama kali dibuat adalah gedung C yang difungsikan sebagai kantor percetakan karcis kereta api pada tahun 1900.