Meski begitu, kue beras ini tetap punya posisi penting di setiap festival. Di masa Dinasti Han pada 206 sebelum masehi sampai 220 masehi, kue keranjang memiliki makna 'tinggi', 'peningkatan', hingga menjadi simbol kesuksesan.
Sarjana Tionghoa abad ke-17 Liu Tong mencatat pada tahun baru Imlek, salah satu sajian penting yang tersaji di meja adalah sejenis kue yang manis dan lengket terbuat dari beras ketan yang dikukus. Inilah yang dia maksud dengan Nianniangao atau Nian Gao.
Di Cina, ada berbagai jenis kue keranjang. Ada yang rasanya manis, asin, bahkan pedas.
Kue keranjang yang bercita rasa manis umumnya tersedia di wilayah Tiongkok utara dan diolah dengan cara dikukus atau digoreng.
Nian gao ini biasanya disajikan sebagai makanan penutup. Sementara di Tiongkok selatan, cita rasa Nian Gao lebih bervariasi. Ada yang manis manis, asin, atau pedas. Cara memasak kuliner dengan dikukus, digoreng, ditumis, bahkan dijadikan tambahan untuk sup.***