Mengenal Lebih Dekat Situ Lengkong, Panjalu, Ciamis, yang Bernuansa Wisata Relijius

- 14 Juni 2021, 06:16 WIB
Jajaran pengurus IRMA Jabar saat wisata ziarah ke Situ Lengkong, Panjalu, Ciamis, Jabar, belum lama ini
Jajaran pengurus IRMA Jabar saat wisata ziarah ke Situ Lengkong, Panjalu, Ciamis, Jabar, belum lama ini /IRMA Jabar/

Dia menambahkan, temuan-temuan data kepurbakalaan, nilai-nilai sosial kultural, serta jejak kesejahteraan lainnya, yang kini masih lestari, memberikan petunjuk tentang masa lalu kota itu.

"Sebagai kota kerajaan kuno yang dikenal sebagai kerajaan Soko Galuh Panjalu, ibu kota kerajaan itu dibangun pada areal suatu danau (situ) seluas 70 ha yang kini disebut Situ Lengkong yang terletak di sepanjang tepi utara kota Panjalu," katanya.

Baca Juga: Tiga Siswa Masuk Babak Final Lomba Kesan dan Pesan Pesantren Digital IRMA Jabar, Ini Namanya

Sekarang terdapat tiga buah Nusa (pulau kecil). Pada situ tersebut yang masing-masing digunakan sebagai tempat bangunan Istana kerajaan, kepatihan dan staf kerajaan dan sebagai taman rekreasi.

"Pendiri ibu kota kerajaan adalah tokoh kharismatik leluhur Panjalu bernama Borosngora, Raja Panjalu Islam pertama.

Wisatawan yang datang ke Panjalu pada umumnya adalah para peziarah mengunjungi tokoh Raja Panjalu, teristimewa pemakaman Prabu Harian Kancana di Nusa Situ Lengkong (Situ Istana Kerajaan),  danau itu sendiri yang bernuansa religius, dan museum Bumi Alit.

"Museum menyimpan benda-benda peninggalan bersejarah seperti Menhir, Batu Penyucian, Batu Penobatan, naskah-naskah dan benda-benda perkakas peninggalan milik Raja-raja dan Bupati Panjalu masa lalu. Terutama perkakas yang disebut benda pusaka Panjalu yang berupa Pedang, Cis dan Genta (lonceng kecil) peninggalan Prabu Sanghyang Borosngora," katanya.

Baca Juga: Lebaran Tahun Ini Masih Sama dengan Tahun Lalu, IRMA Jabar: Lakukan Ibadah dengan Protokol Kesehatan

Setelah persiapan pukul 03.25 WIB untuk sampai ke lokasi, IRMA Jabar melakukan perjalanan menggunakan perahu dan menaiki anak tangga. Setibanya di lokasi kemudian melaksanakan doa bersama yang dipimpin oleh KH. Saepuloh, S.Ag., M.Pd.I selaku Pembina IRMA Jawa Barat.

"Selesai melaksanakan doa bersama dikarenakan sudah masuk waktu shalat subuh sebelum kembali ke tempat istirahat lalu melaksanakan shalat subuh berjamaah terlebih dahulu di masjid sekitar komplek makam Prabu Hariang Kencana," katanya.

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x