Prihatin, dari 7.700 Desa Wisata Hanya 244 Desa Dibantu Pemerintah

28 Januari 2021, 07:05 WIB
Sandiaga Uno Sebut Desa Wisata Ekang Patut Dicontoh bagi Seluruh Desa Wisata Indonesia /Twitter.com/@sandiuno/.*/Twitter.com/@sandiuno

JURNAL SOREANG- Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul FIkri Faqih meminta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno,  menambah alokasi anggaran untuk desa wisata di tanah air.  

“Hanya sedikit desa wisata yang jadi program dan disasar anggaran kementerian, padahal potensinya sangat besar,” kata Fikri dalam pernyataannya, Kamis, 28 Januari 2021.

Menurut Fikri, desa wisata yang tercatat saat ini mencapai 7.700 lebih desa yang tersebar di 514 kabupaten/kota di Indonesia.    Namun, alokasi anggaran Kemenparekraf hanya untuk 244 desa wisata saja.  

Baca Juga: Saat Pandemi Wisatawan Membidik Destinasi Wisata yang Jauh dari Keramaian, Pulau Ini Jadi Pilihan

“Ini kan berarti hanya 3,1 persen desa wisata yang diperhatikan,” ujar wakil rakyat asal Kabupaten dan Kota Tegal serta Kabur Brebes ini.

Politisi FPKS ini merujuk  data organisasi pariwisata PBB (UNWTO) yang menyebutkan kunjungan wisata ke wilayah pedesaan meningkat meskipun pandemi tengah melanda dunia.    “Minimal naik 6 persen,” kutip Fikri.

Sehingga hal tersebut dinilai merupakan peluang agar pariwisata Indonesia  bisa melakukan kebangkitan  setelah dihantam pandemi.     “Harapannya besar, namun alokasinya sangat sedikit, padahal kemenparekraf punya benchmarking ke Austria segala,” kata FIkri mengacu pada presentasi Menparekraf.

Baca Juga: Bupati Bandung Terpilih Kang DS Sebut Ada 30 Titik Wisata di Bandung Timur yang Belum Tergarap Baik

Selain itu, karena 4 desa wisata di Indonesia berhasil masuk dalam Top 100 Destinasi Berkelanjutan di Dunia versi Global Green Destinations Days (GGDD) pada 2019 silam.  “4 desa masuk destinasi unggulan dunia, 2 di Bali dan 2 di Yogyakarta,” kata Fikri.  

Empat desa wisata yang masuk dalam program itu adalah Desa Pemuteran (Bali), Desa Penglipuran (Bali), Desa Wisata Nglanggeran (Yogyakarta), dan Desa Pentingsari (Yogyakarta). Desa-desa ini menjadi cerminan dari kesuksesan mengelola pariwisata yang berkonsep pada semangat lingkungan dan budaya lokal.

Fikri menambahkan, pengembangan desa wisata berbasis lingkungan dan budaya lokal tersebut harus berkonsentrasi pada konservasi.  

Baca Juga: Sandiaga Uno Ajak PMI Berkolaborasi Dalam Rencana Pengembangan Wisata Kemanusiaan di Indonesia

“Desa-desa tersebut mendunia karena berhasil konservasi lingkungan dan  budaya, bukan karena banyak inovasi. Nah konservasi lingkungan dan budaya ini harus dikembangkan agar jadi rujukan desa-desa wisata lain dengan potensi serupa,” katanya.***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler