Pencetak gol di Arsenal pada dua musim belakangan juga sama dengan apa yang dicapai oleh The Citizen dua musim belakangan sebelum Erling Haaland menjadi pemain Manchester City, yaitu musim 2020/21 dan musim 2021/22.
Sama persis dengan Arsenal, baik dari sebaran gol hingga selisihnya.
Baca Juga: Hanya 11 Kursi untuk DPRD Dapil Jawa Timur 5, Warga Kabupaten Lumajang dan Jember Wajib Cek DCS Berikut Ini
Setelah Erling Haaland menjadi pemain Manchester City, selisih gol antara Haaland dan pemain lainnya mulai melebar.
Hingga kini, Arsenal masih menyebar tugas mencetak gol kepada beberapa pemain.
Ini menjadi alasan Arteta tidak membeli striker atau penyerang tengah baru meski secara finansial bisa membelinya.
Meski mendapat ilmu dari Pep Guardiola, mindset Arteta tetap beda dengan gurunya. Bagi Pep Guardiola, striker atau penyerang tengah adalah sisa kepingan puzzle agar gambarnya terlihat secara keseluruhan.
Untuk Arteta, selagi ada beberapa pemainnya yang masih on fire dan bisa mencetak gol, Arteta tidak perlu membeli striker.
Lagipula, dengan membeli striker baru tidak menjamin Arsenal tampil kompetitif. Haaland yang debut di Manchester City melawan Liverpool di ajang Community Shield masih kesulitan mencetak gol.
Baca Juga: Daftar Calon Sementara DPRD Dapil Jawa Timur 4 Ternyata Segini Jumlahnya, Cek Nama Caleg di DCS Ini
Mandulnya Haaland karena formasi Pep Guardiola yang digunakan saat itu, 4-2-3-1 tidak berhasil.
Akibatnya, Pep Guardiola meracik formasi baru agar mengakomodasi Erling Haaland untuk mencetak gol dengan menempatkan pemain dengan kemmapuan pemberi umpan yang akurat di sekitarnya.
Dari racikan mantan pelatih FC Barcelona itu, lahirlah formasi 'box midfield' seperti yang kita kenal sekarang.