Mengenal Peraturan Parachute Payments bagi Tim Premier League yang Degradasi Musim Kemarin

- 16 Agustus 2023, 16:41 WIB
Ilustrasi mengenal parachute payments yang berlaku untuk tim yang terdegradasi dari Premier League.
Ilustrasi mengenal parachute payments yang berlaku untuk tim yang terdegradasi dari Premier League. /REUTERS/Hannah Mckay/

 

JURNAL SOREANG - Tiga tim terbawah di Premier League otomatis akan bermain di Divisi Championship atau yang dikenal dengan Liga Inggris Divisi Kedua. Tim seperti Leicester City pastinya punya pemain dengan gaji yang besar. Jika pemain seperti ini dijual, pastinya akan mendatangkan keunutngan bagi tim bila pemain tetsebut masih punya kontrak. Namun apa jadinya jika pemain dari tim yang terdegradasi Premier League musim kemarin tidak terjual karena berbagai hal. Hal ini yang membuat pihak Premier League menciptakan parachute payments. Apa itu parachute payments? Bagaimana skemanya? "

Dikutip Jurnal Soreang dari cuitan akun Twitter X Garis Tengah @garistengah_id yang diposting pada 15 Agustus 2023, peraturan parachute payments dibuat oleh FA pada tahun 2006. Namun sejak musim 2016/17, tim yang terdegradasi dari Premier League akan mendapatkan uang insentif dari FA sebesar 55 persen dari jumlah pendapatan hak siar yang dibayar ke masing-masing tim Premier League. Contohnya, Leicester City akan mendapatkan ratusan juta Poundsterling dari posisi akhir musim 2022/23 dan hak siar Premier League musim kemarin. Uang hak siar ini ditambah sebesar 55 persen untuk ketiga tim. Musim kedua jika tim masih bermain di Championship, uang insentif berkurang menjadi 45 persen, dan musim ketiga jika tim itu masih bermain di Championship, tim mendapatkan 20 persen.

Intinya selama tiga musim, tim akan mendapatkan uang insentif dari FA. Namun ceritanya akan berbeda jika di situasi tertentu. Seperti Luton Town yang bilamana Premier League musim 2023/24 menyelesaikan musim di zona degradasi, mereka tidak mendapatkan uang insentif untuk musim ketiga. Jadi, agar mendapatkan uang insentif dari FA di musim ketiga, tim harus bertahan di Premier League selama semusim. Selain itu, jika salah satu tim yang degradasi dari Premier League musim 2022 /23 seperti Leicester City menyelesaikan musim di zona promosi ke Premier League pada Championship musim 2023/24,Leicester City tidak mendapatkan uang insentif di musim keduanya.

Baca Juga: Bubur Ayam Bang Muri, Bubur Ayam Khas Pemalang yang Murah, Bayak, dan Laris di Daerah Jagakarsa

Artinya, parachute payments gugur jika dalam waktu tiga musim kembali ke Premier League dan parachute payments musim ketiga gugur jika tim ada di Premier League selama semusim. Jika tim ingin mendapatkan parachute payments musim ketiga, minimal tim itu harus finish di posisi luar zona degradasi di musim pertamanya kompetisi Premier League.

Tujuan parachute payments dibuat agar tim yang terdegradasi dari Premier League terhindar dari masalah finansial yang mengejutkan. Beberapa pemain dari tim yang terdegradasi dari Premier League pastinya tidak mau bermian di kompetisi Championship. Mau tidak mau, tim harus menjualnya atau melepaskannya secara gratis jika kontraknya berakhir. Bagi yang masih ada kontrak, tentunya ada pemain yang tidak terjual dengan alssan gaji yang besar. Hal ini sangat memberatkan keuangan tim.

Sheffield Hallam University mebgktitik kebijakan ini. Menurut riset dan penelitiannya, kebijakan ini tidak adil bagi divisi dibawahnya. Maksudnya, tim di divisi Championship musim 2022/23 yang masih bertahan dan bermain di Championship 2023/24 jelas akan iri dengan kebijakan ini. Alasannya karena mereka tidak mendapatkan tambahan dana dari FA.

Halaman:

Editor: Josa Tambunan

Sumber: Twitter @garistengah_id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x