Network
JURNAL SOREANG - Dilansir Jurnal Soreang dari postingan akun Instagram Transfermarkt @transfermarkt_offficial, Ange Postecoglou resmi melatih Tottenham Hotspurs mulai musim 2023/24. Pealtih ini kurang dikenal oleh pecinta sepakbola Indonesia karena belum pernah melatih di liga top Eropa. Seperti apa perjalanan karier dan taktinya?
Dikutip Jurnal Soreang dari cuitan akun Twitter Garis Tengah @garistengah_id, ia pernah menjadi pemain sepakbola yang eprnah memebela South Melbourne selama sembilan tahun. Selain itu, ia juga empat kali merumput bersama timnas Australia.
Setelah pensiun, ia berkarier sebagai pelatih dengan melatih South Melbourne dari 1996-2000. Dan selama itu, Ange mempersembahkan empat gelar juara. Setelah itu, ia melatih timnas Australia U-17 dan U-20 dari rentang 2000 hingga 2007. Setelahnya, Ange melatih tim yang sempat dimiliki keluarga Bakrie, Brisbane Roar dari 2009-2012. Di tim ini, Ange mempersembahkan satu gelar liga dan dua gelar championship. Prestasi ini membuat Melbourne Victory mengontrak selama semusim sebelum akhirnya melatih timnas Australia.
Baca Juga: Sleman akan Terapkan 5 Hari Sekolah, Anak SD-SMP Pulang Lebih Sore
Di timnas Australia, ia meloloskan Negeri Kangguru itu ke Piala Dunia 2014 dan 2018. Ange juga membawa timnas Negeri Kangguru mendapatkan Piala Asia untuk pertama kalinya saat Australia menjadi tuan rumah di Piala Asia 2015 dengan mengalahkan Korea Selatan dengan skor 2-1. Di Piala Dunia 2018, Ange tidak bisa mendampingi timnas Australia karena Ange melatih tim asal Jepang, Yokohama F Marinos sejak akhir 2017.
Selama tiga musim, Ange Postecoglou mendapatkan satu gelar J-League, liga sepakbola profesional Jepang di musim 2019. Karena prestasi ini, Ange melatih Celtic, tim asal Skotlandia selama dua musim. Selama di Celtic, ia mendaratkan lima trofi ke Celtic Park. Hal ini yang membuat Daniel Levy, pemilik Tottenham Hotspurs terkesima dan memboyong untuk melatih timnya.
Untuk taktik dasar, Ange Postecoglou menggunakan formasi 4-3-3 dengan mengedepankan possession footbal atau penguasaan bola. Saat bertahan, biasanya menggunakan strategi medium dan low block. Tapi saat di Celtic, ia menginstruksikan bertahan dari depan yang mirip gegen pressing ala Jurgen Klopp. Saat membangun serangan, Ange memperbanyak rotasi di lini tengah sembari menunggu pemain membuka celah pertahanan lawan.
