“Karena ini menyangkut jumlah dan administrasi, kami menunggu tim penyidik dan tentunya itu juga sangat diprioritaskan untuk penyidikan,” pungkasnya.
Sebelumnya, kerusuhan pecah setelah Arema kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya pada laga lanjutan Liga 1 2022, di Stadion Kanjuruhan.
Sejumlah suporter yang kecewa masuk ke lapangan.
Akibatnya, situasi menjadi tidak terkendali. Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.
Namun, itu justru membuatnya semakin parah. Massa menjadi panik karena kandungan gas air mata yang melukai tubuh.
Akibatnya, banyak orang tewas akibat terinjak-injak hingga lemas akibat terkena gas air mata. ***