Dalam artikel The Guardia, ia menceritakan bagaimana kerusuhan ini terjadi.
"Perkelahian kabarnya dimulai ketika ribuan pendukung Arema bergegas ke lapangan. Pemain Persebaya langsung meninggalkannya tetapi beberapa pemain Arema yang masih berada di lapangan juga diserang," tulis The Guardian.
“Laporan lokal mengatakan hingga 3.000 penonton turun ke lapangan setelah pertandingan, dari 40.000 penonton. Polisi mengatakan 13 kendaraan rusak, termasuk 10 mobil polisi," tuturnya.
"Gambar yang diambil dari dalam stadion selama penggerebekan menunjukkan sejumlah besar gas air mata dan orang-orang memanjat. pagar. Orang-orang membawa penonton yang terluka melalui kekacauan," tambahnya.
Hal terakhir yang dipantau adalah media AS dari Fox Sport yang memberitakannya dengan judul.
"Lebih dari 100 orang tewas, liga dihentikan sementara kerusuhan sepak bola berakhir dengan bencana."
Fox Sport juga mengutip Wiyanto Wijoyo, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, yang mengungkapkan korban tewas dan yang dirawat di rumah sakit mengalami luka-luka.
“Lebih dari 120 orang meninggal dunia, meninggal karena ricuh, overcrowding, terinjak-injak dan sampai mati terpincang-pincang,” kata Wiyanto yang ditulis Fox Sport.