JURNAL SOREANG - Tragedi Kanjuruhan Malang menyita perhatian publik di Indonesia maupun luar negeri. Bukan hanya masyarakat, klub di liga 1 hingga para pemain ikut mengungkapkan duka dan mendoakan para korban.
Bagaimana tidak, tragedi yang terjadi usai pertandingan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan ini menelan korban jiwa lebih dari seratus orang.
Tragedi Kanjuruhan ini juga membuat Presiden FIFA Gianni Infantino memberikan pernyataan. Dia mengaku tragedi Kanjuruhan membuat heboh dunia sepakbola.
"Dunia sepak bola sedang dihebohkan menyusul insiden tragis yang terjadi di Indonesia pada akhir pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan," ujar Gianni, dikutip dari situs resmi FIFA, Minggu 2 Oktober 2022.
Menurut Gianni, tragedi ini merupakan hari yang gelap bagi semua yang terlibat dalam sepak bola dan sebuah tragedi luar pemahaman.
"Saya menyampaikan belasungkawa terdalam saya kepada keluarga dan teman-teman para korban yang kehilangan nyawa setelah insiden tragis ini."
"Bersama FIFA dan komunitas sepak bola global, semua pikiran dan doa kami bersama para korban, mereka yang telah menjadi korban terluka, bersama rakyat Republik Indonesia, Konfederasi Sepak Bola Asia, Persatuan Sepak Bola Indonesia, dan Liga Sepak Bola Indonesia, pada masa yang sulit ini," katanya seperti dilansirkan Antara.
Kejadian tersebut bermula saat ribuan penonton menginvasi lapangan menyusul kekalahan Arema FC dan memicu kericuhan. Polisi pun bertindak dengan melemparkan gas air mata.
Menurut laporan terakhir, akibat kericuhan ini terdapat korban meninggal yang mencapai 174 jiwa. Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Wiyanto Wijoyo mengatakan korban berjumlah 130.
Namun Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri mencatat data sementara jumlah korban meninggal dunia dalam tragedi tersebut sebanyak 125 orang.
Akibat kerusuhan ini juga, operator kompetisi PT Liga Indonesia Baru (LIB) menyetop Liga 1 Indonesia 2022-2023 selama sepekan dan itu merupakan arahan dari ketua umum PSSI Mochammad Iriawan.***