Bukan Gas Air Mata? Kapolda Jatim dan Menko Polhukam Ungkap Hal Inilah yang Sebabkan Kerusuhan di Kanjuruhan

- 2 Oktober 2022, 12:43 WIB
Potret Menko Polhukam Mahfud MD dan Kapolda Jatim  Nico Afinta memberi keterangan terkait penyebab utama kerusuhan suporter di Kajuruhan, Malang
Potret Menko Polhukam Mahfud MD dan Kapolda Jatim Nico Afinta memberi keterangan terkait penyebab utama kerusuhan suporter di Kajuruhan, Malang /Instagram

JURNAL SOREANG - Jagat sepakbola Indonesia kembali dirundung berita duka.

Kabar duka kembali muncul dari sepakbola tanah air saat setelah selesainya pertandingan Arema FC vs Persebaya yang dialami kelompok suporter Aremania.

Sebanyak 127 orang meninggal dunia akibat kerusuhan suporter yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Baca Juga: Tak Hanya Batal Lawan Persija di Liga 1, Persib Terancam Batal di AFC Cup

Hal ini terjadi pasca pertandingan Liga 1 yang mempertemukan Arema FC dan Persebaya Surabaya. 

Tak hanya itu, 180 orang saat ini masih dalam perawatan di rumah sakit, namun buruknya penambahan korban tewas terus terjadi.

Tercatat info terbaru dari 150an kini naik kembali di angka 180 dan beberapa kabar mengungkapkan hingga 200-an korban meninggal dunia.

Baca Juga: 4 Sanski yang Bisa Dijatuhkan FIFA Akibat Insiden Maut Kanjuruhan, No 3 Tuan Rumah Piala Dunia U20 Dicabut

Terkait kejadian ini, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta menjelaskan penyebab banyaknya jumlah korban yang meninggal dunia.

Beliau menuturkan banyaknya korban tewas dikarenakan saat kerusuhan terjadi penumpukan massa.

"Terjadi penumpukan di dalam, proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas kekurangan oksigen," ujar Nico Afinta kepada wartawan Mapolres Malang, Minggu 2 Oktober 2022.

Baca Juga: Ratusan Korban Kanjuruhan Berjatuhan Efek Gas Air Mata, Benarkah Kandungan Didalamnya Bisa Mematikan?

Wajar memang kapasitas tribun saat laga berlangsung memang terbilang cukup penuh.

Saat berlaga melawan Persib Bandung pun kapasitas yang terisi di sana bisa menyentuh angka 25 ribuan lebih.

Apalagi kemarin saat melawan rival di daerah yang memang sangat menjunjung tinggi gengsi dan harga diri, membuat kapasitas terisi penuh.

Baca Juga: Dampak Tragedi Kanjuruhan, Piala Dunia U20 Terancam Batal, Persib Gagal ke AFC?

Hal ini terungkap juga dari pernyataan Menkopolhukam Mahfud MD, dirinya berujar bahwa kapasitas dengan tiket pertandingan yang dicatat amat sangat timpang.

"Jumlah penonton agar disesuaikan dengan kapasitas stadion, yakni 38 ribu orang. Tapi, usul-usul itu tidak dilakukan oleh panitia yang tampak sangat bersemangat. Pertandingan tetap dilangsungkan malam hari dan tiket yang dicetak jumlahnya 42 ribu," katanya dalam pesan singkat, Minggu 2 Oktober 2022.

Ini tentu melebihi kapasitas penonton saat melawan Persib Bandung, bahkan 2 kali lipat jumlahnya.

Baca Juga: Ada Kim Go Eun dan Park Min Young, 10 Aktor-Aktris Drama Korea Terpopuler pada Akhir September 2022

Kembali pada pembahasan terkait pernyataan Kapolda Jatim, Jenderal bintang dua ini juga menambahkan untuk 180 orang yang menjadi korban luka kini telah dilakukan perawatan. 

Mereka kini telah dievakuasi di beberapa rumah sakit, dalam video beredar dan viral bahkan puluhan ambulan berjejer membawa para korban yang diperkirakan korban meninggal dunia.

"Tim medis dan tim gabungan ini melakukan upaya pertolongan yang ada di dalam stadion, kemudian juga dilakukan evakuasi ke beberapa rumah sakit," terangnya.

Baca Juga: Gas Air Mata, Jadi Sorotan di Insiden Kericuhan Yang Terjadi di Laga Arema FC vs Persebaya, Ada Apa?

Diberitakan sebelumnya, kerusuhan suporter pecah di Stadion Kanjuruhan Malang seusai laga derby yang mempertemukan Arema FC melawan Persebaya Surabaya. 

Akibat peristiwa ini 127 orang meninggal dunia, termasuk dua anggota polisi dan kini kabar terbaru dikabarkan jumlahnya menembus 200-an jiwa.

"(Akibat kerusuhan itu) telah meninggal 127 orang, dua diantaranya anggota Polri," ujar Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta kepada wartawan, Minggu 02 Oktober 2022

Baca Juga: Kerusuhan di Kanjuruhan, FIFA Kemungkinan Beri Sanksi Sepakbola Indonesia Dilarang Tampil 5 Tahun

Nico menjelaskan, sebanyak 34 orang dilaporkan meninggal di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, sementara sisanya meninggal saat mendapatkan pertolongan di sejumlah rumah sakit setempat.

Dia menambahkan, hingga saat ini setidaknya terdapat kurang lebih 180 orang yang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit.

Hingga kini belum ada pernyataan terkait gas air mata yang diluncurkan aparat saat kerusuhan terjadi.

Baca Juga: 8 Fakta Pilu Tragedi Kerusuhan Laga Arema FC vs Persebaya di Kanjuruhan, dari Korban Tewas hingga Sanksi FIFA

Namun banyak pihak yang beranggapan itu jadi penyebab utama banyaknya korban jiwa yang berjatuhan.

Terlebih dalam aturan FIFA sebenarnya melarang aparat kepolisian untuk mengamankan dengan gas air mata dan senjata api.

Oleh sebab itu atas dasar itulah jadi hal yang membuat banyak pernyataan publik terkait pelanggaran yang dilakukan aparat kepolisian.

Baca Juga: Menutup Akhir September 2022, 10 Drama Korea Ini Jadi Drakor Terpopuler, Apa Saja? Little Women No 1

Selain itu sanksi FIFA juga menanti PSSI yang bajakan bisa berdampak juga pada Timnas Indonesia yang berkontestasi di ajang internasional termasuk status tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023 yang kini terancam dicabut.***

Editor: Agung Prasetya

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x