"Saya kumpulkan para manejer untuk mendapatkan masukan terkait pajak itu. Saya juga minta agar para manajer mengumpulkan buku tabungan dan ATM yang sudah diterima para atlet dan pelatih agar tidak digunakan dulu," jelasnya.
"mereka mengeluh, karena besaran pajak dinilai terlalu 'mencekik'. Sehingga perlu segera disikapi, dan dicarikan solusi terbaiknya," katanya.
Kang Supri mengatakan, inti dari pertemuan para manejer tersebut memutuskan berita acara keberatan dengan besaran pajak yang diterapkan.
"Mereka memutuskan semua manajer melayangkan surat keberatan atas pemotongan pajak yang dinilai terlalu besar," jelasnya.
Menurutnya, semua kontingen meminta NPCI Jabar untuk memfasilitasi pengajuan nota keberatan kepada Dinas Pemuda dan Olahraga dan Direktorat Jendral (Dirjen) Pajak Jawa Barat.
"Pada nota keberatan itu, semua manejer cabor meminta untuk men-nol kan pajak merujuk pada pemberian bonus di Paralimpiade Tokyo 2021 yang diberikan Bapak Presiden," tegasnya.
Nota keberatan tersebut, kata Kang Supri, akan dilayangkan kepada Dispora dan Dirjen Pajak secepatnya.
"Kita akan layangkan secepatnya. Saya pribadi dan pimpinan NPCI Jabar tidak mau para atlet dan pelatih terlalu larut ‘gaduh’ dengan persoalan pajak yang sangat mencekik ini,’ pungkasnya.***