JURNAL SOREANG – Dalam permainnan sepak bola, masalah kontak fisik sudah menjadi hal yang wajar.
Tetapi, kontak fisik ini ada aturan yang dibuat untuk membatasi prilaku seorang pemain, agar suatu pertandingan tetap berjalan kondusif dan menjujung tinggi sportifitas.
Selain aturan yang tertulis, ada juga hukuman jika kontak fisik sudah dinilai kelewatan batas atau merusak sportifitas dalam suatu pertandingan. Wasit berhak memberikan kartu kuning atau kartu merah.
Baca Juga: Sembunyikan Identitas! 4 Atlet Profesional, Merupakan Anak Raja, Salah Satunya Dari Thailand
Kartu kuning menjadi peringatan bagi pemain agar tidak melakukan kesalahan berikutnya, tetapi jika pemain itu mendapat kartu kuning kedua, maka pemain itu akan dikeluarkan dari lapangan dan membuat sebuah tim akan kehilangan satu pemainnya.
Kartu merah menjadi mimipi buruk bagi pelaku sepak bola, karena tanpa basa basi lagi jika pemain mendapat kartu merah maka dia akan langsung di usir keluar lapangan.
Bukan hanya pemain, tetapi jajaran staf pelatih dan pelatih-pun akan mendapat perlakukan yang sama jika dinilai melakukan tindakan tidak sportif.
Baca Juga: Hebat ! San Marino Menjadi Negara Pertama yang Menggunakan Layanan Pos
Kartu kuning dan kartu merah pertama kali diperkenalkan pada kompetisi sepak bola Inggris pada tahun 1976, walau aturan kartu ini sudah diterapkan oleh wasit asal Inggris, Ken Aston pada Piala Dunia 1970.
Tidak sebatas itu saja hukuman pemain yang mendapat kartu dari wasit, melansir dari situs FA Inggris, para pemain akan didenda sejumalah uang tergantung pelanggaran yang dia lakukan.