Disinyalir dari Aksi Unjuk Rasa dan Tekanan Suporter Awal Mula Runtuhnya Liga Super Eropa

- 22 April 2021, 22:00 WIB
Ilustrasi format liga di UEFA
Ilustrasi format liga di UEFA /

JURNAL SOREANG – European Super League, alias Liga Super Eropa mengalami penolakan keras dari UEFA maupun para fans dan suporter pecinta sepak bola.

Puncaknya, enam klub Liga Inggris yaitu Chelsea, Man City, Man United, Arsenal, Liverpool, dan Tottenham Hotspur mengundurkan diri dari ajang Liga Super Eropa ini.

Aksi unjuk rasa dan tekanan yang ada dari suporter sepak bola penjuru dunia, disinyalir menjadi awal mula runtuhnya Liga Super Eropa.

Baca Juga: Bos Real Madrid: Liga Super Eropa Belum Mati Kok, Masih Ada Kontrak yang Harus Diselesaikan

Bos Real Madrid, Florentino Perez menyesal terhadap hal ini. Liga Super Eropa yang sudah direncanakan sekitar tiga tahun lamanya, langsung hancur dalam waktu 48 jam saja.

Padahal menurut Perez, Liga Super Eropa ini bisa menghasilkan pundi-pundi alias duit yang jauh lebih banyak ketimbang Liga Champions.

Uang atau duit tersebut, menurut Perez bisa digunakan berbagai klub untuk memperbaiki finansial tim, membayar gaji hingga belanja pemain sekelas Erling Haaland dan Kylian Mbappe.

“Mustahil untuk membeli pemain seperti Kylian Mbappe dan Erling Haaland, tanpa Liga Super Eropa,” kata Florentino Perez dalam sebuah wawancara dengan El Larguero, dikutip Jurnal Soreang dari Twitter @FabrizioRomano.

Baca Juga: Sedih dan Kecewa Liga Super Eropa Gagal, Bos Real Madrid: Aksi Unjuk Rasa Para Suporter Sudah Ditunggangi

Awalnya, Liga Super Eropa ini memang dibentuk karena satu alasan besar, yaitu Liga Champions.

Halaman:

Editor: Sam

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x