Menurut Justin, Liga Super Eropa ini adalah bentuk protes dari klub-klub ‘besar’, karena penghasilan yang mereka dapat tidak sebanding dengan pengeluaran yang ada.
Baca Juga: UEFA Tolak Keras Rencana Liga Super Eropa, Bos Real Madrid: Niat Kita Untuk Membantu
Baca Juga: Tersingkir dari Liga Champions, Hansi Flick Umumkan Akan Hengkang Lebih Cepat dari Bayern Muenchen
“UEFA sama FIFA itu terlalu arogan. Lu lihat, berapa orang yang sudah dibui, berapa duit yang sudah mereka keruk. Memang betul, bahwa ini (ESL) adalah masalah duit. Tapi zaman sekarang, lu nggak bisa abaikan. Gue lihatnya ini sebagai bentuk protes terhadap kearogansian FA, FIFA, dan UEFA,” katanya.
Lebih jauh, Justin berkata bahwa saat ini sedang ada perbudakan terhadap pemain di sepak bola, yang dilakukan oleh FIFA maupun UEFA.“Kalau diliat jadwalnya dari awal, itu udah kayak robot. Semua tim mengalami pemain yang cedera, dan akhirnya kualitas menurun. Sekarang lu lihat di Super League. Nggak ada league cup, nggak ada FA Cup, Nggak ada timnas. Lu cuma latihan, main seminggu sekali sehingga pemain pasti lebih fit. Sekarang, sudah kaya perbudakan,” ucapnya.
Menutup pernyataannya, Coach Justin juga berkata sebuah kebohongan besar, jika sampai fans dari klub yang mengikuti Super League langsung meninggalkan klub kesayangannya dan berhenti mendukungnya begitu saja.“Bohong besar itu. Mereka (fans) pasti akan datang, dan yang bikin Super League ini orang-orang pintar semua,” tutupnya.***