Analisa Singkat Timnas Indonesia U24 vs Kirgistan di Asian Games 2022 Cabor Sepak Bola

20 September 2023, 17:17 WIB
Hugo Samir, pencetak gol kedua melawan Kirgistan dengan ayahnya, Jacksen F Tiago/twitter/fuckextratime /

JURNAL SOREANG - Indonesia U-24 berhasil menang dengan skor 2-0 melawan Kirgistan di Zhejiang Normal University Stadium pada 19 September 2023 kemarin. Laga pertama dalam ajang Asian Games 2022 cabang olahraga (cabor) itu dicetak oleh Ramai Rumakiek di menit ke-57 assist Muhammad Taufany. Serta gol kedua dicetak oleh Hugo Samir pada menit ke-90+2. Seperti apa analisanya? 

Dikutip Jurnal Soreang dari channel YouTube Tommy Desky yang diupload pada 19 September 2023, menurut Tommy Desky, permainan dari timnas Indonesia di laga melawan Kirgistan kali ini biasa-biasa saja. 

Tommy Desky menyebut taktik dari Kirgistan yang menggunakan formasi 3-5-2 sangat menarik. Ketika bertahan, Kirgistan menggunakan dua formasi, yaitu 5-3-2 dan 5-4-1 dengan empat gelandang membentuk pola diamond. 

Baca Juga: Mau Kerja Freelance Dibayar hingga 10 Juta? Cek 2 Tipsnya, Cocok untuk Pemula Tanpa Skil,Full Kerja dari Rumah

Sekadar informasi, pola diamond yang dimaksud adalah empat gelandang yang ditempatkan seperti diamond. Caranya satu gelandang sebagai gelandang bertahan, dua gelandang tengah atau di sisi kiri dan kanan (kalau menyerang, mereka bisa dijadikan penyerang sayap), dan satu gelandang serang. 

Coach Indra Sjafri selaku pelatih timnas Indonesia U24 menggunakan formasi 4-3-3. Tiga gelandang ditempati oleh Rachmat Irianto, Muhammad Taufani, dan Syahrian Abimanyu. 

Dengan begitu, Kirgistan berhasil mematikan lini tengah Indonesia yang kalah orang. Disaat lini tengah Indonesia berhasil dilumpuhkan Kirgistan, coach Indra Sjafri mengakalinya dengan memanfaatkan sektor sayap untuk menyerang Kirgistan. 

Baca Juga: Rugikan Negara Rp2,1 Triliun, Mantan Dirut Pertamina Karen Agustiawan Jadi Tersangka Korupsi LNG

Timnas Indonesia lebih sering mengeksploitasi sayap kanan karena ada Egy Maulana Vikri dan Roby Darwis. 

Untuk sisi sayap kiri yang ditempati Ramai Rumakiek dan Haykal Alhafiz tidak begitu diandalkan karena akselerasi pemainnya tidak sebagus Egy Maulana Vikri dan Roby Darwis. Walau begitu, masih saja timnas Indonesia kesulitan menembus pertahanan Kirgistan karena formasi 5-4-1 Kirgistan yang menumpuk banyak pemain. Sehingga, pemain Indonesia kesulitan menembus pertahanannya. 

Tetapi melalui aksi Egy Maulana Vikri dan Ramai Rumakiek, Indonesia berupaya untuk menembus lini bertahan Kirgistan. 

Baca Juga: Hasilkan hingga 15 Juta! 4 Kerja Freelance dengan Bayaran Besar, Cek Tipsnya, Tanpa Skill Cuma Modal HP Saja?

Di babak pertama, pergerakan Egy Maulana Vikri berhasil dipadamkan dan Ramai Rumakiek belum menunjukkan performa terbaiknya. 

Namun di babak kedua, Ramai Rumakiek bisa melepaskan diri dari tumpukkan pemain Kirgistan dan mencetak gol menit ke-57. Walau unggul satu gol, tidak ada keistimewaan dari permainan timnas Indonesia. 

Menurut Tommy Desky, Titan Agung yang bermain sebagai penyerang timnas Indonesia saat melawan Kirgistan tidak menampilkan performa terbaiknya. 

Meski begitu, Tommy Desky memberikan semangat agar Titan Agung bisa meningkatkan kualitas kemampuannya. Sangat disayangkan Ramadhan Sananta yang tidak dilepaskan Persis Solo karena krisis penyerang. 

Baca Juga: Ibu Tiga Anak Nekat Curi Telur di Minimarket Tangsel, Polisi Ambil Langkah Restorative Justice

Absennya Ramadhan Sananta sangat berpengaruh pada lini serang timnas Indonesia. Titan Agung belum sampai kemampuannya seperti Ramadhan Sananta yang merupakan target man. 

Hal yang disorot Tommy Desky adalah kurang solidnya lini pertahanan di 15 hingga 20 menit pertama laga. 

Sehingga ada beberapa kesempatan pemain Kirgistan untuk menyerang pertahanan Indonesia. Indonesia yang menguasai bola sebesar 64 persen juga memperlihatkan pola bertahan dari Kirgistan. 

Pola bertahan dengan formasi 5-4-1 diamond itu digunakan Kirgistan dengan gelandang kiri dan kanan sebagai bek sayap, satu gelandang tengah menjadi gelandang tengah, dan satu penyerang menjadi gelandang serang. 

Baca Juga: 3 Ide kerja Freelance Hasilkan Belasan Juta, Kerja dari Rumah, Tinggal Ngetik Saja! Begini Caranya!

Dengan begitu, serangan dari lini tengah dapat diantisipasi oleh Kirgistan mengingat pemain Indonesia yang ditengah tidak banyak. 

Setelah menggantikan Titan Agung dengan Dony Pamungkas, Egy Maulana Vikri dijadikan penyerang tengah serta Dony Pamungkas dan Ramai Rumakiek bertukar posisi sayap kanan ke kiri dan sebaliknya. 

Egy diplot sebagai false nine juga membantu gelandang tengah agar tidak kalah jumlah dari pemain Kirgistan. Tak hanya itu, Egy juga memancing pemain bertahan Kirgistan untuk menjaganya. Tujuannya agar ada celah di pertahanan Kirgistan. 

Strategi coach Indra Sjafri yang menggunakan Egy Maulana Vikri membuahkan hasil. Muhammad Taufany yang memberikan umpan ke Ramai Rumakiek sukses membuat Indonesia unggul 1-0. Ditambah masuknya Hugo Samir yang menggantikan Egy Maulana Vikri, membuat Indonesia leluasa menyerang Kirgistan. Melalui kesalahan bertahan Kirgistan di penghujung laga, Hugo Samir tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mencetak gol di menit ke-90+2.

Baca Juga: Setelah 10 Tahun Saling Bungkam Presiden Turki Dan PM Israel Akan Bertemu di New York

Menurut Tommy Desky yang pernah diwawancarai suatu media menyebut Hugo Samir punya kemampuan akselerasi dan skill individu yang bagus. 

Anak dari Jacksen F Tiago itu bisa menjadi opsi bagi coach Shin Tae-yong untuk mengganti pemain atau mengubah ritme permainan. ***

Editor: Yoga Mulyana

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler