4 Fakta Mencengangkan Dibalik Tragedi Kerusuhan Kanjuruhan, dari Penghentian Liga 1 hingga Ancaman Sanksi FIFA

4 Oktober 2022, 15:47 WIB
4 Fakta Mencengangkan Dibalik Tragedi Kerusuhan Kanjuruhan, dari Penghentian Liga 1 hingga Ancaman Sanksi FIFA /Instagram

JURNAL SOREANG - Duka mendalam menyelimuti sepak bola nasional usai laga yang mempertemukan Arema FC vs Persebaya Surabaya dalam lanjutan BRI Liga 1 pada Sabtu malam tanggal 1 Oktober 2022 kemarin.

Ribuan suporter Aremania memasuki lapangan ini adalah buntut dari kekecewaan karena Arema FC tim kesayangan mereka harus takluk 2-3 ileh Persebaya yang merupakan Rival berat Arema FC.

Sepekan menjelang pertandingan itu suhu di kota Malang mulai memanas, Arema FC yang dalam 2 pertandingan terakhir belum mampu meraih kemenangan menjadikan laga antara Persebaya sebagai ajang pembuktian bahwa Arema FC belum habis. 

Baca Juga: Tragedi Stadion Kanjuruhan Ade Armando Salahkan Suporter Aremania, Begini Tanggapan Netizen

Bagi Arema boleh kalah dengan klub lain asal jangan dengan Persebaya, fakta pertemuan juga mendukung itu 23 tahun Persebaya tidak pernah menang di Malang.

Namun apa mau dikata, Arema FC justru takluk 2-3 dari Persebaya, pemain Arema yang belum berhasil memberikan kemenangan usai laga mencoba menghampiri Aremania untuk meminta maaf.

Namun seorang Aremania justru coba mengejar para pemain Arema FC, tindakan itu diikuti oleh ribuan suporter lainnya.

Baca Juga: Prediksi Sevilla vs Borussia Dortmund UEFA Champions League 6 Oktober 2022, Starting Line Up, H2H, Skor

Beberapa sudut pandang mengatakan turun lapangan untuk menyemangati pemain, ada juga yang mengatakan untuk meminta kaos pemain.

Dari situlah keadaan pun chaos, aparat keamanan yang coba mengurangi kerumunan terpaksa melakukan tindakan balasan, dan korban pun berjatuhan.

Berikut adalah 4 Fakta Utama yang muncul dibalik tragedi kerusuhan di Kanjuruhan, diantaranya:

Baca Juga: Penonton Bocah Ceritakan Tragedi Stadion Kanjuruhan Kedua Orang Tuanya Tewas Saat Itu

1. Korban Capai Ratusan (Berada Posisi Teratas Rekor Dunia)

Sebanyak 125 korban jiwa (data resmi pemerintah) melayang dalam tragedi tersebut, 2 diantaranya merupakan aparat kepolisian.

Hal itu diungkapkan oleh Kapolda Jawa Timur Irjen Niko Afinta telah meninggal 127 orang 2 diantaranya anggota Polri yang meninggal di stadion.

Ada 34 kemudian yang lain meninggal di rumah sakit pada proses penolongan," ujar Niko sebelumnya.

Baca Juga: Rocky Gerung : Kejadian Kanjuruhan Bukan Tragedi Kemanusiaan Tetapi Kegagalan Antisipasi Pengendalian Massa

Namun saat ini jumlah tersebut sudah mencapai angka 154 lebih dari ratusan jiwa masih menjalani keperawatan.

"Lebih dari ratusan jiwa masih menjalani perawatan di pusat kesehatan setempat, masih ada 180 orang yang masih dalam proses perawatan," ujarnya menambahkan.

Namun berita terkini dari update pemerintah data resmi yang dihimpun adalah mencapai 125 korban tewas.

Baca Juga: Prediksi Juventus vs Maccabi Haifa UEFA Champions League 6 Oktober 2022, Starting Line Up, Head to Head, Skor

Dari tragedi itu pun, tercatat tragedi ini jadi tragedi mematikan dalam sepakbola yang kin menyamai catatan nomor 2 yaitu tragedi Ghana 2001.

2. BRI Liga 1 Resmi Dihentikan 

Akibat kerusuhan mengerikan itu PSSI dan PT LIB resmi menghentikan gelaran BRI Liga 1 untuk satu pekan kedepan.

Lewat Direktur PT lIB Hadian Lukita yang menjelaskan bahwa keputusan itu diambil setelah menerima saran dari ketua umum PSSI Muhammad Iriawan.

Baca Juga: Bak Bumi dan Langit! Jelang Duel di Liga Champions, Inter Milan dan Barcelona Punya Performa yang Jauh Berbeda

"Keputusan tersebut kami umumkan setelah kami mendapatkan arahan dari ketua umum PSSI,"terangnya.

"Ini kami lakukan untuk menghormati semuanya dan sambil menunggu proses investigasi dari PSSI," tutup Hadian.

Namun keterangan terbaru langsung dari ketua umum PSSI Muhammad Iriawan Liga 1 dihentikan dalam waktu yang belum ditentukan.

Itu berarti bukan satu atau dua pekan lagi, yang kemungkinan bisa ditunda hingga awal tahun depan.

Baca Juga: Viral! Video Kondisi Stadion Kanjuruhan di Malam Hari, Terdengar Suara Rintihan hingga Teriakan Minta Tolong

3. Aparat Kepolisian Melanggar Peraturan

FIFA 

Dalam peraturan yang sudah disahkan FIFA gas air mata merupakan salah satu benda yang dilarang untuk digunakan di stadion.

Hal itu menjadi sorotan oleh beberapa netizen yang mempertanyakannya, "Padahal sudah jelas regulasi dari FIFA penggunaan gas air mata di stadion itu dilarang kok bisa-bisanya gunakan itu di stadion dengan masa banyak dan pintu keluar yang kecil," tulis salah satu netizen.

"Ini tegas udah di-banned FIFA tapi kok polisi nggak tahu apa gimana," ungkap warganet lain menimpali.

"Membawa gas air mata ke dalam stadion aja udah dilarang sama FIFA ini malah itembakin," seru komentar lain.

Baca Juga: Valentino Jebret Mengundurkan Diri dari Komentator Liga 1 Pacsa Kerusuhan di Kanjuruhan Malang, Kenapa ?

4. Indonesia Terancam Sanksi FIFA

Kerusuhan yang menyebabkan banyaknya korban jiwa ini sudah pasti akan menjadi sorotan banyak pihak, termasuk FIFA.

Indonesia bisa terancam FIFA karena kejadian tersebut, saat ini PSSI tengah berusaha menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Asia 2023.

Disamping telah resmi menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, atas kejadian kemarin FIFA bisa saja mencabut hak Indonesia tersebut karena alasan keamanan.

Baca Juga: 2 Polisi yang Meninggal Dunia di Kanjuruhan Malang Diberi Penghargaan dengan Kenaikan Pangkat Luar Biasa

Jika sudah demikian siapa yang rugi tentu semua orang bukan hanya penikmat sepak bola saja.

Terlebih kini Indonesia sudah dihubungi FIFA dan diminta menyerahkan surat investigasinya.

Hal ini juga mengindikasikan lambat laut sanksi FIFA memang ada di depan mata sepakbola kita saat ini.***

Editor: Agung Prasetya

Sumber: Youtube

Tags

Terkini

Terpopuler