Tak Cuma Korban Jiwa, Sebanyak 10 Kendaraan Polisi Dibakar dan Dirusak! Bukti Parahnya Kerusuhan di Kanjuruhan

2 Oktober 2022, 14:58 WIB
Tak Cuma Korban Jiwa, Sebanyak 10 Kendaraan Polisi Dibakar dan Dirusak! Bukti Parahnya Kerusuhan di Kanjuruhan /Instagram

JURNAL SOREANG - Tragedi kelam menyelimuti kancah persepakbolaan di Indonesia.

Kejadian itu terjadi setelah laga Arema FC vs Persebaya yang terjadi dipicu karena kekalahan Arema FC atas Persebaya Surabaya 2-3.

Bahkan kejadian ini masuk dalam tragedi nomor 2 dengan menimbulkan korban jiwa dalam sejarah persepakbolaan dunia.

Baca Juga: Miris! Ini Penyebab Tragedi Maut Kerusuhan Kanjuruhan yang Meregang Nyawa 129 Orang dan 180 Luka-luka

Dalam tragedi itu tercatat ratusan orang menjadi korban dalam kerusuhan yang terjadi pasca pertandingan Liga 1 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu 1 Oktober 2022.

Bukti dari kerusuhan yang chaos saat itu terjadi dengan pengrusakan fasilitas yang ada di stadion khususnya fasilitas kepolisian. 

Hal tersebut terlihat selain adanya korban jiwa dari pihak suporter dan anggota polisi, akibat kerusuhan tersebut setidaknya 13 kendaraan dilaporkan rusak. 

Baca Juga: Ratusan Penonton Liga 1 Arema FC vs Persebaya Meninggal Dunia, Ini Alasan Polisi Menembakan Gas Air Mata

Dimana 10 mobil diantaranya milik kepolisian dan tiga mobil pribadi, dalam video dan foto yang tersebar di media sosial terlihat fisik kendaraan yang rusak parah.

Bahkan kebanyakan dari kendaraan tersebut hangus terbakar karena dirusak oleh suporter yang merangsek ke lapangan.

"Ada 13 mobil yang rusak, 10 diantaranya mobil dinas milik Polri antara lain mobil patroli, mobil truk Brimob, mobil patwal, mobil Brimob, mobil K9 dan juga ada mobil pribadi," ungkap Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta kepada wartawan, Minggu 2 Oktober 2022.

Baca Juga: Dampak Tragedi Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kapolda Jabar Meminta Bobotoh Tidak ke GBLA

Tak hanya di dalam lapangan, ternyata kendaraan yang dirusak suporter banyak juga yang terjadi diluar lapangan.

Kejadian yang mencekam terjadi karena kedewasaan suporter yang kurang dijunjung, membuat pengrusakan dan penyerangan dilakukan termasuk pada fasilitas kendaraan milik aparat.

Pemain inti Kapolda Jatim Nico Afinta menambahkan tragedi itu juga menyebabkan dua orang polisi yang bertugas di Stadion Kanjuruhan meninggal dunia. 

Baca Juga: Sepak Bola Indonesia Terancam Dibekukan FIFA, Imbas Insiden di Kanjuruhan Malang, Benarkah?

Sedangkan satu polisi lainnya masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Batu.

Diberitakan sebelumnya, kerusuhan suporter pecah di Stadion Kanjuruhan Malang seusai laga derby yang mempertemukan Arema FC melawan Persebaya Surabaya. 

Akibat peristiwa ini 127 orang meninggal dunia, termasuk dua anggota polisi dsn dari laporan resmi BPBD Jawa Timur kini bertambah hingga 170-an lebih.

Baca Juga: Pasca Insiden Arema FC vs Persebaya, FIFA Tinjau Ulang Indonesia Untuk Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U20?

"(Akibat kerusuhan itu) telah meninggal 127 orang, dua diantaranya anggota Polri," ujar Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta kepada wartawan.

Nico menjelaskan, sebanyak 34 orang dilaporkan meninggal di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, sementara sisanya meninggal saat mendapatkan pertolongan di sejumlah rumah sakit setempat.

Dia menambahkan, hingga saat ini setidaknya terdapat kurang lebih 180 orang yang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit.

Baca Juga: Mencekam! 5 Kerusuhan Terbesar di Sejarah Sepakbola Indonesia, No 3 Tragedi Maut Kanjuruhan Paling Tragis

Hingga detik ini pemberitaan terus memberitakan penambahan jumlah korban jiwa.

Terlepas dari hal itu, sejatinya korban tewas datang dari tragedi atau situasi yang berbeda.

Dalam artian kerusuhan yang terjadi minim timbulkan korban jiwa, justru keadaan berdesakan dan aksi pencegahan dari pihak kepolisian dengan gas air mata membuat kepanikan di atas tribun.

Baca Juga: Bukan Gas Air Mata? Kapolda Jatim dan Menko Polhukam Ungkap Hal Inilah yang Sebabkan Kerusuhan di Kanjuruhan

Hal ini menimbulkan kondisi menghindar dan berdesakan hingga sebabkan terinjak, terjatuh dengan tak sedikit juga mengalami sesak nafas dan meninggal dunia.***

Editor: Agung Prasetya

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler