JURNAL SOREANG – Pertandingan Pekan ke 11 Liga 1, Aremania suporter Arema FC nampaknya tidak terima dengan kekalahan 2-3 dari Persebaya.
Tragedi maut kerusuhan Kanjuruhan terjadi setelah laga selesai Arema FC kalah dari Persebaya saat itu suporter langsung turun ke lapangan
Polisi akhirnya menembakkan gas air mata ke tribun penonton di Stadion Kanjuruhan Malang.
Akibat dari insiden kerusuhan Kanjuruhan ini banyak yang meregang nyawa bahkan disebut-sebut sebagai kerusuhan terbesar di sejarah Sepakbola Indonesia.
Sedikitnya 129 orang tewas dan 180 lainnya luka-luka setelah kekerasan dan desak-desakan di sepakbola Indonesia.
“Pendukung dari pihak yang kalah menyerbu lapangan dan pihak berwenang menembakkan gas air mata,”
“Yang menyebabkan kerumunan massa berdesak-desakan dan kasus mati lemas,” kata Kapolres Jawa Timur Nico Afinta.
Tiga puluh empat orang meninggal di stadion Kanjuruhan dan sisanya di rumah sakit dan 180 luka-luka dan petugas polisi termasuk di antara yang tewas.