2 Jurnalis TV Norwegia Ditangkap Jelang Piala Dunia 2022 Qatar dan Rekaman Video Dihapus Paksa, ini Alasannya

12 Februari 2022, 16:53 WIB
2 Jurnalis TV Norwegia Ditangkap Jelang Piala Dunia 2022 di Qatar dan Rekaman Video Dihapus Paksa, ini Alasannya /Youtube Doha News Official

JURNAL SOREANG - Norwegia telah menyatakan kemarahannya setelah dua jurnalis televisi ditahan di Qatar menjelang Piala Dunia FIFA 2022.

Wartawan NRK Halvor Ekeland dan Lokman Ghorbani ditahan selama lebih dari 30 jam, sementara rekaman yang mereka kumpulkan dari kamp kerja paksa dihapus.

Kedua pria itu melaporkan kondisi kerja menjelang turnamen Piala Dunia tahun depan dan sekarang telah kembali ke Norwegia.

Dikutip Jurnal Soreang dari euronews.com, Pemerintah Qatar menuduh wartawan NRK "melanggar hak milik pribadi dan merekam tanpa izin".

Baca Juga: Kulit Sensitif Tidak Halangi Kita Untuk Pakai Perhiasan, Asalkan?

Namun Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Støre telah menanggapi dengan menyatakan bahwa penangkapan mereka "tidak dapat diterima".

Kementerian luar negeri Norwegia juga telah memanggil duta besar Qatar untuk Oslo pada hari Rabu 24 November 2021.

"Pers yang bebas sangat penting dalam demokrasi yang berfungsi," tulis Gahr Støre di Twitter.

"Ini juga menunjukkan pentingnya penganugerahan Hadiah Nobel Perdamaian (kepada wartawan) tahun ini," tambahnya, "Saya sangat senang Halvor Ekeland dan Lokman Ghorbani sekarang telah dibebaskan."

Baca Juga: Bantuan untuk Nelayan dan Penataan Kampung Nelayan Harus Diprioritaskan, Sebagian Besar Nelayan Miskin

NRK -- penyiar publik Norwegia -- adalah media terbesar di negara itu.

Penangkapan tersebut merupakan perselisihan terbaru yang melibatkan wartawan dan otoritas Qatar, hanya satu tahun sebelum Piala Dunia FIFA.

Ekeland, seorang jurnalis olahraga, dan Ghorbani, seorang fotografer, mengatakan kepada NRK bahwa mereka tidak diizinkan meninggalkan Doha dengan peralatan mereka.

Persatuan Jurnalis Norwegia dan federasi sepak bola negara itu sama-sama mengkritik penahanan jurnalis tersebut.

Baca Juga: Ridwan Kamil Usulkan 3 Daerah Otonomi Baru di Jawa Barat, Ini Tiga wilayahnya

Dalam sebuah pernyataan kepada NRK, Menteri Luar Negeri Anniken Huitfeldt mengatakan keduanya "ditangkap saat menjalankan tugas mereka sebagai jurnalis."

“Kebebasan berekspresi adalah andalan demokrasi yang berfungsi, dan juga fundamental untuk dapat memenuhi hak asasi manusia lainnya,” katanya.

Pemerintah Qatar mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa keduanya telah ditangkap setelah menerima pengaduan dari pemilik properti pribadi yang tidak disebutkan namanya.

Pihak berwenang menyatakan bahwa Ekeland telah mengajukan izin film yang diperlukan tetapi pihak berwenang tidak memberikannya sebelum dia pergi ke lokasi.

Penyelenggaran Piala Dunia 2022 Qatar memiliki beberapa masalah dalam persiapannya/instagram @worldcup.2022.qatar

"Mereka diberikan semua izin syuting yang mereka minta sebelum kedatangan mereka dan ditawari pertemuan dengan pejabat senior pemerintah dan pihak ketiga," kata kantor komunikasi pemerintah Qatar.

"Kebebasan-kebebasan ini, bagaimanapun, tidak mengesampingkan penerapan hukum umum, yang secara sadar dan sengaja dilanggar oleh para kru."

Pemerintah menambahkan bahwa rekaman wartawan telah dihapus "sesuai dengan hukum Qatar".

Pidato diatur secara ketat di Qatar dan negara itu menghadapi pengawasan yang meningkat atas perlakuan terhadap pekerja migran setelah memenangkan hak untuk menjadi tuan rumah turnamen yang akan datang.

Baca Juga: Inilah, Deretan Kapal Pesiar Mewah dan Mahal Milik Para Pesepak Bola Dunia, Ada Yang Harga Rp189,5 miliar

Negara tersebut dengan keras menolak kritik tersebut, dengan mengatakan bahwa mereka telah mereformasi undang-undang perburuhannya dan memperkenalkan upah minimum.

Norwegia telah mengadakan pemungutan suara pada bulan Juni tentang kemungkinan memboikot Piala Dunia 2022, tetapi ini ditolak oleh asosiasi sepak bola negara itu.

Norwegia tidak lolos ke turnamen tersebut dan mengenakan kaus pada pertandingan kualifikasi pada bulan Maret yang mengungkapkan keprihatinan atas hak asasi manusia di Qatar.

Pada hari Kamis, Persatuan Jurnalis Denmark mendesak semua jurnalis Denmark untuk tidak melakukan perjalanan ke Qatar untuk Piala Dunia tahun depan, dengan mengatakan negara Arab itu tidak dapat dipercaya. ***

Editor: Azmy Yanuar Muttaqien

Sumber: euronews.com

Tags

Terkini

Terpopuler