“Yakinlah, keamanan vaksin itu dipantau sejak awal. Bahkan setelah vaksin diregistrasi, tetap dipantau dan dikaji keamanannya,” kata Hindra.
Hindra menambahkan, semua fase uji klinis vaksin, memiliki syarat yang harus dipenuhi, sebelum bisa melanjutkan ke fase berikutnya.
Baca Juga: Bantuan Subsidi Upah Guru Honorer Sudah Cair, Ini Cara Cek Data Penerima dan Cara Pencairannya
Namun dalam keadaan khusus, seperti pandemi Covid-19, proses bisa dipercepat tanpa menghilangkan syarat-syarat yang diperlukan itu.
Semua proses itupun didukung oleh pembiayaan dan sumberdaya yang dibutuhkan, sehingga proses-proses yang lebih panjang dalam penemuan vaksin bisa dipersingkat.
“Saya tidak setuju terminologi anti vaksin. Masyarakat sebenarnya masih salah persepsi, artinya pengertian masyarakat belum mantap karena mendapat keterangan dari orang-orang yang kurang kompeten atau bukan bidangnya. Kita perlu mendapatkan informasi dari sumber-sumber terpercaya seperti organisasi profesi dan kesehatan. Jangan dari situs yang tidak jelas, dari grup WhatsApp, itu yang membingungkan masyarakat,” tutur Hindra.
Baca Juga: Gegara Ini, Kader Senior PDIP Mat Mochtar Dipecat
Hindra meyakini, selain Covid-19, masyarakat saat ini dihadapkan pula dengan informasi keliru yang tidak disikapi dengan bijak.
“Musuh kita Cuma satu yaitu virus. Musuh kita adalah musuh bersama dan untuk melawannya, kita harus bekerjasama agar upaya-upaya jadi efektif dan tidak mementingkan diri sendiri. Cobalah bijak bersosial media dengan memilah-milah mana yang bisa dibagikan dan dipertanggungjawabkan, mana yang harusnya kita hapus. Jangan sampai meresahkan masyarakat. Kalau kita bersatu, Insyaallah dalam waktu yang tidak terlalu lama pandemi Covid-19 ini bisa kita taklukan,” kata Hindra.
Menurut Hindra, uji klinis vaksin Sinovac di Bandung sendiri telah masuk fase III dan selesai melakukan penyuntikan kepada seluruh sukarelawan yang di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad).